Mohon tunggu...
Silviana Maharani
Silviana Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Silviana Maharani adalah mahasiswa yang memiliki ketertarikan pada bidang ekonomi, karir dan pengembangan diri. Selain menjadi seorang mahasiswa, Silviana juga sebagai seorang Freelance teacher mata pelajaran ekonomi SMA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Deforestasi sebagai Ancaman Kekayaan Hutan Dunia

28 Agustus 2021   15:47 Diperbarui: 28 Agustus 2021   16:10 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Oleh : Silviana Maharani

Hutan sebagai paru-paru dunia. Pertanyaan ini tepat rasanya untuk menggambarkan pentingnya keberadaan hutan di muka bumi ini. Bukan hanya  sebagai penghasil oksigen, namun hutan juga berfungsi sebagai rumah untuk berbagai jenis flora dan fauna. Suatu daerah disebut sebagai hutan menurut Peraturan Menteri Kehutanan P.14/2004 adalah lahan dengan minimum luas 0,25 hektar yang memiliki tutupan tajuk pohon mencapai 30% dan dengan tinggi pepohonan 5 meter. Indonesia memiliki hutan yang mencapai 128 juta hektar yang terbagi menjadi 5 jenis hutan, diantaranya adalah hutan lindung dengan luas mencapai 29,7 juta hektar, hutan produksi dengan luas 29,3 juta hektar, hutan konservasi seluas 27,4 juta hektar, hutan produksi terbatas seluas 26,8 juta hektar dan hutan produksi dikonversi seluas 12,9 juta hektar.

Kekayaan hutan yang dimiliki oleh indonesia tidak luput dari masalah yang dihadapi. Deforestasi adalah salah satu masalah yang dapat mengancam kekayaan hutan indonesia. Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia No P.30/Menhut II/2009, deforestasi adalah situasi perubahan kondisi hutan secara permanen dari area berhutan menjadi daerah tidak berhutan yang diakibatkan oleh berbagai aktivitas dan kegiatan manusia yang merugikan kondisi hutan.

Deforestasi yang terjadi dapat disebabkan oleh kegiatan pengalihan fungsi lahan hutan untuk berbagai keperluan lainnya. Bertambahnya jumlah penduduk, pembukaan hutan menjadi lahan perkebunan dan berbagai aktivitas lainnya,

Dari kegiatan deforestasi ini juga dapat menimbulkan adanya dampak eksternalitas negatif. Eksternalitas negatif adalah dampak merugikan yang diterima oleh suatu pihak dari kegiatan pihak lain namun tidak dihitung dalam biaya pasar. Adanya deforestasi pada hutan indonesia dan hutan di dunia dapat menyebabkan berkurangnya sumber penghasil oksigen, global warming,  munculnya kerusakan dan bencana alam, kerusakan ekosistem dan ancaman kepunahan satwa-satwa liar. Berdasarkan catatan yang dirilis oleh WWF, bagian hutan yang lebih cepat hilang adalah hutan hujan tropis yang memiliki keanekaragaman satwa paling tinggi di bumi.

Teknik tebang pilih pada dasarnya dapat mengurangi penebangan hutan secara besar-besaran, namun tidak konsistennya biaya oportunitas dari penebangan hutan dan lamanya waktu untuk melakukan penundaan penebangan menyebabkan tebang pilih hutan sulit untuk dikendalikan dan di control.

Cara lain yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan hutan terdiri dari kegiatan preventif dan kuratif . kegiatan atau aksi preventif yang dapat dilakukan  adalah dengan dengan membuat kesepakatan antara pihak bahwa alam dan hutan adalah bagian penting untuk dijaga. Sedangkan kegiatan kuratif yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan hutan adalah  kegiatan reservasi hutan untuk memperbaiki dan menyelamatkan hutan kembali sesuai dengan fungsinya, mengelola hutan konservasi dan pemberian loyalty kepada pihak yang dapat membuat dan melestarikan plasma nutfah.

Referensi

Alam, H., Alam, W., Artikel, K., Policy, P., Us, C., Conditions, T., Policy, P., Network, F., Finance, F., Tekno, F. and Bahasa, F., 2021. Deforestasi: Pengertian, Penyebab, Dampak, dan Pencegahan - Page 2 of 4. [online] Forester Act. Available at: [Accessed 28 August 2021]. 

Kehutanan, K., 2021. Laju Deforestasi Indonesia Turun 75,03 % - Kementerian LHK. [online] Laju Deforestasi Indonesia Turun 75,03 % - Kementerian LHK. Available at: [Accessed 28 August 2021].

Wri-indonesia.org. 2021. Kerusakan Hutan Hujan Primer Meningkat Sebesar 12% dari Tahun 2019 hingga Tahun 2020 | WRI Indonesia. [online] Available at: [Accessed 28 August 2021].

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun