Jakarta -Â Pada Januari 1942, Jepang mendarat di tanah Indonesia. Tentara Jepang ini mulai melakukan penjajahannya di Ambon dan mengusai seluruh wilayah Maluku. Masa penjajahan Jepang bermula pada tahun 1942 hingga tahun 1945. Meskipun masa penjajahan Jepang terdengar cukup singkat hanya 3,5 tahun, namun Jepang memberikan dampak positif dan dampak negatif bagi warga pribumi. Jepang berhasil menguasai Kepulauan Indonesia dengan cepat dan merata dikarenakan kedatangan Jepang disambut baik oleh warga pribumi.Â
Pada kesempatan kali ini akan dibahas dampak positif dari kedudukan Jepang di Indonesia. Pada masa kedudukan Jepang banyak organisasi yang dibentuk pada saat itu. Salah satu contoh organisasi pergerakan di zaman pendudukan Jepang yaitu, Pusat Tenaga Rakyat atau biasa yang disebut "Putera".Â
Jepang pada bulan Desember 1942 membentuk panitia persiapan untuk membuat organisasi massa yang dapat bekerja untuk menggerakkan rakyat melalui tokoh-tokoh nasionalis. Kemudian Ir. Soekarno, Moh. Hatta, K.H. Mas Mansyur dan Ki Hajar Dewantara dipercaya untuk membentuk gerakan baru yang dinamai dengan Pusat Tenaga Rakyat (Putera) dibentuk pada tanggal 16 April 1943. Keempat pendiri tersebut dikenal sebagai Empat Serangkai. Putera dibuat dengan tujuan untuk membangun dan menghidupkan kembali segala sesuatu yang telah dihancurkan pada masa pemerintahan Belanda.
Berdirinya Putera mendapatkan sambutan baik dari organisasi massa yang ada pada saat itu. Putera pun berkembang dan bertambah kuat. Sekalipun di tingkat daerah terpencil sekalipun, organisasi ini telah mampu mempersiapkan para rakyat Indonesia secara mental untuk kemerdekaan Indonesia.Â
Dari semakin berkembang luasnya Putera menimbulkan kekhawatiran pihak Jepang. Oleh karena itu, Putera telah tidak digunakan lagi sebagai usaha menggerakan massa untuk membantu Jepang, melainkan telah dimanfaatkan oleh pemimpin-pemimpin nasionalis untuk mempersiapkan ke arah kemerdekaaan Indonesia.Â
Akan tetapi, tindakan para pemimpin nasionalis ini telah tercium oleh pihak Jepang. Maka, pada tahun 1944 organisasi Putera ini dibubarkan oleh Jepang. Melalui propaganda Jepang ini Bahasa Indonesia mulai tersebar secara luas di seluruh Indonesia, sehingga membuat semangat nasinalisme Indonesia semakin kuat.
Meskipun pada masa kependudukan Jepang di Indonesia disebut sebagai zaman edan oleh orang-orang Jawa yang artinya zaman gila, akan tetapi Jepang memberikan pengaruh yang cukup kuat bagi pertumbuhan nasionalisme Indonesia terutama tersebar secara luasnya Bahasa Indonesia di Indonesia. Selain itu, peran pemuda semakin meningkat serta keyakinan bahwa bangsa Indonesia bisa maju seperti Jepang jika mau berusaha dan belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H