Mohon tunggu...
Silviana Putri
Silviana Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMKN 1 Kendal

Semoga bermanfaat :))

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Faktor Alam dan Faktor Manusia Menjadi Sebab Bencana Banjir di Kendal

5 Februari 2021   09:20 Diperbarui: 8 Februari 2021   12:44 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Luapan air sungai karena curah hujan yang tinggi dan angin kencang mengakibatkan banjir diberbagai desa di Kendal. Air sungai yang meluap masuk menggenangi rumah hingga warga tergesa-tesa menyelamatkan harta benda mereka. Beberapa Desa yang terkena banjir  adalah Desa Rejosari, Desa Ngampelwetan, Desa Ngampelkulon, Desa Sudipayung dan Desa Jatirejo di Kecamatan Ngampel. Kemudian Desa Tunggulsari, Desa Kertomulyo, Desa Sidorejo dan Desa Tosari di Kecamatan Brangsong. Berdasarkan laporan BPBD Kendal, ketinggian luapan air menyebabkan banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) 40-100 cm.

Selain dari curah hujan tinggi banjir juga tidak terlepas dari perilaku masyarakat yang tidak menjaga lingkungan seperti membuang sampah sembarangan, sampah plastik yang menumpuk dan tidak dapat terurai adalah faktor utama yang dapat menyebabkan banjir karena dapat terjadi pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran sungai. 

Menebang pohon sembarangan juga menjadi faktor terjadinya banjir, karena pohonlah yang menyerap air yang jatuh ketanah dan melindungi tanah agar tidak terjadi tanah longsor. 

Banjir ini menyebabkan beberapa kerugian bagi masyarakat seperti, properti rumah yang rusak dan tanaman kebun maupun tanaman sawah yang terendam banjir sangat merugikan perekonomian warga. Bahkan sampai ada 2 pengendara motor yang terseret banjir hingga ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. 

Banjir yang tidak bisa surut dalam semalam mengakibatkan warga tidak bisa beraktivitas didalam maupun diluar ruangan seperti biasa. Banjir juga menyebabkan kurangnya kenyamanan ketika tinggal dirumah, air banjir yang kotor dan penuh bakteri dapat menjadi ladang penyakit bagi warga seperti demam, flu sampai diare. Air yang kotor juga terkadang mencemari sumber air  hingga warga kekurangan sumber air bersih.

Menurut prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Grafisika (BMKG) hujan lebat dan angin kencang masih berpotensi mengguyur daerah Provinsi Jawa Tengah hingga tanggal 21 November 2020, dan warga juga diminta untuk selalu waspada dan hati-hati. Dampak dari banjir ini semoga dapat diperbaiki setelah banjir surut agar kembali normal. 

Bencana ini juga dapat menjadi pengingat agar kedepannya warga tidak mencemari lingkungan seperti membuang sampah sembarangan dan menebang pohon secara liar. Banjir memang sangat merugikan bagi warga desa setempat tetapi dibalik bencana alam ini pasti ada hikmah yang dapat diambil, agar kita lebih tabah dan kuat menjalani kehidupan yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun