Mohon tunggu...
Silvia Junaresti Gustiningrum
Silvia Junaresti Gustiningrum Mohon Tunggu... Guru - Guru

your future teacher

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inovasi Kami untuk Bumi: Pengembangan BOLATIC (Biodegradable Eco Plastik) Limbah Tempe dan Minyak Jelantah Berbasis Zero Waste

31 Oktober 2024   19:22 Diperbarui: 31 Oktober 2024   19:26 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampah plastik sintetis yang sulit terurai mengakibatkan sebagian besar orang berpikir untuk membakarnya agar tidak terjadi penumpukan. Pembakaran sampah plastik akan menyebabkan terlepasnya gas karbon dioksida dan metana ke udara. Pun dengan sampah plastik sintetis yang menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA). Timbunan plastik ini akan terpapar panas matahari sehingga menghasilkan gas metana dan etilena. Akumulasi dari gas karbon dioksida, metana dan etilena mengakibatkan emisi gas rumah kaca. Belum lagi dengan plastik yang tertimbun di tanah maupun di buang begitu saja ke laut. Sampah plastik sintetis ini dapat mengganggu ekosistem tanah dan laut. Salah satu contoh terganggunya ekosistem laut adalah matinya hewan karena terjerat sampah plastik serta mempengaruhi masa hidup, reproduksi serta tumbuh kembang spesies fitoplankton di laut. Hal ini tentu berdampak pada berkurangnya kemampuan planton dalam menyerap karbon. Plankton dikenal sebagai pompa hidup karbon di lautan berkaitan dengan perannya dalam menyerap karbon dioksida dari atmosfer untuk kemudian disimpan di lautan. Oleh karena itu, upaya mengurangi konsumsi plastik dalam aktivitas sehari-hari dapat membantu menjaga bumi tetap pada batasan garis amannya.

(BOLATIC) Biodegradable Eco Plastik Limbah Tempe dan Minyak Jelantah Sebagai Inovasi Untuk Bumi 

Salah satu cara mengurangi pencemaran lingkungan karena sampah plastik adalah membuat plastik biodegradable. Plastik biodegradable merupakan alternatif solusi masalah pencemaran karena terbuat dari bahan yang mudah terurai dalam waktu relatif cepat (Wijayanti et al., 2016). Plastik biodegradable ini dapat dibuat dari bahan yang ramah lingkungan dan tersedia dalam jumlah banyak di lingkungan sekitar. Salah satu bahan yang dapat dibuat menjadi plastik biodegradable adalah limbah tempe.

Limbah padat dari pabrik tempe biasanya akan diolah menjadi pupuk atau pakan ternak. Sementara, limbah cair yang dihasilkan dari produksi akan langsung dialirkan ke sungai atau kali (Widiatmono et al., 2021). Jika dibiarkan berlarut, pembuangan langsung limbah ke perairan dapat mengganggu kualitas air dan menyebabkan pencemaran. Sebagai upaya mengatasi permasalahan yang ditimbulkan, limbah padat dan cair dari pengolahan kedelai menjadi tempe dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan plastik biodegradable. Plastik biodegradable diharapkan mampu mengatasi pencemaran dan menambah nilai guna serta ekonomi limbah.

Pembuatan plastik biodegradable ini tidak hanya membutuhkan limbah kulit ari kedelai sebagai bahan baku utama, melainkan juga membutuhkan gliserol sebagai zat yang menghasilkan sifat fleksibilitas pada plastik. Gliserol ditambahkan sebagai plasticizer untuk meningkatkan elastisitas plastik biodegradable (Unsa & Paramastri, 2018). Salah satu gliserol yang dapat digunakan untuk pembuatan plastik ini adalah biogliserol. Biogliserol terbuat dari bahan yang tersedia di alam dan dinilai efektif untuk tidak turut mencemari lingkungan. Bahan utama yang dapat digunakan untuk pembuatan biogliserol salah satunya adalah minyak jelantah. Gliserol dihasilkan melalui proses transesterifikasi pada pembuatan biodiesel berbahan baku minyak jelantah. Hal ini merupakan upaya pemanfaatan kembali limbah minyak goreng bekas pakai atau minyak jelantah agar tidak langsung buang dan berakhir mencemari air di sekitar.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 183 berlokasi di kawasan Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat. Lingkungan sekolah berada di lokasi strategis yang mana terletak di tengah perumahan penduduk, pusat kuliner di Kelurahan Sumur Batu serta dekat dengan pabrik pembuatan tempe. Perumah penduduk, pabrik pembuatan tempe dan pusat kuliner menghasilkan banyak limbah di antaranya sampah plastik sekali pakai yang sulit terurai, minyak jelantah dan limbah produksi tempe. Oleh karena itu, dibutuhkan solusi untuk mengurangi pemakaian plastik sintetis dengan mengupayakan pengolahan minyak jelantah dan limbah produksi tempe dari pabrik tersebut menjadi bentuk yang bermanfaat, memiliki nilai guna serta nilai jual seperti plastik biodegradable.

Pembuatan plastik biodegradable ini dimulai dengan proses ekstraksi gliserol dari minyak jelantah. Gliserol berfungsi sebagai plasticizer yang akan memberikan sifat elastis pada plastik biodegradable. Minyak jelantah yang didapat dari limbah rumah tangga lingkungan sekitar, akan ditampung pada jerigen minyak yang terdapat di bank sampah sekolah. Setelah itu, minyak jelantah akan disaring menggunakan kertas saring dan limbah masker agar kotoran yang masih terdapat di dalamnya, tidak ikut ke dalam proses pemurnian. Penyaringan dilakukan sebanyak dua kali, kemudian hasil penyaringan dicampurkan dengan NaOH dan etanol 70%. Hasil pencampuran ini nantinya akan dipanaskan hingga suhu 80oC. Selama proses pemanasan campuran tetap diaduk agar tidak terbentuk gumpalan. Setelah mencapai suhu 80oC, pindahkan campuran ke dalam botol yang telah dilubangi. Tutup rapat dan diamkan selama 24 jam agar terjadi pemisahan antara gliserol dan minyak.

Proses selanjutnya adalah pengolahan limbah kulit ari kedelai. Limbah kulit ari kedelai yang didapat dari produsen tempe, dikeringkan di bawah panas matahari. Setelah mengering, limbah kulit ari kedelai dihaluskan menggunakan blender hingga menjadi bubuk. Bubuk ini nantinya akan dicampurkan dalam proses pembuatan plastik biodegradable. 

Proses terakhir dari pembuatan plastik biodegradable adalah dengan mencampurkan gliserol, bubuk limbah kulit ari kedelai, asam asetat dan gelatin. Tambahkan air dengan ukuran secukupnya sesuai dengan perbandingan. Setelah itu, panaskan hingga suhu 80oC. Ketika sudah mencapai suhu 80oC, cetak adonan plastik pada wadah besi yang datar, kemudian keringkan di bawah sinar matahari. Proses ini membutuhkan waktu sekitar satu minggu agar dapat mengering sempurna hingga menjadi lapisan plastik yang diinginkan.

Sebagai plastik biodegradable, plastik ini harus melalui tahap uji coba seperti uji elastisitas, ketahanan dan biodegradasi. Tahap uji ini bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas plastik yang kita buat dalam upaya mengurangi sampah plastik sintetis sekali pakai. Uji biodegradasi merupakan uji yang digunakan untuk melihat lama waktu penguraian plastik biodegradable di alam. Langkah yang dilakukan adalah dengan cara mengubur sampel plastik yang telah dibuat ke dalam tanah. Lakukan pengecekan berkala dalam waktu 2 hari, 7 hari, 14 hari dan 30 hari. Plastik biodegradable yang memenuhi standar akan terurai 100% di alam dalam waktu kurang lebih 100 hari.

BOLATIC (Biodegradable Eco Plastic) merupakan inovasi pengembangan yang dibuat siswa SMP Negeri 183 Jakarta bersama guru pendamping sebagai upaya terobosan untuk mengatasi penumpukan limbah plastik sintetis. Bolatic telah melalui uji biodegradasi dengan hasil mampu terurai sepenuhnya di alam dalam waktu 8 hari. Hal ini menunjukan, bahwa upaya yang dilakukan menemukan titik terang. BOLATIC (Biodegradable Eco Plastic) mampu menjadi solusi penanganan limbah plastik sintetis. Oleh karena itu, inovasi ini membutuhkan dukungan dari berbagai stakeholder guna pengembangan ke depannya. BOLATIC (Biodegradable Eco Plastic) dapat menjadi titik terang dan harapan membawa bumi kembali pada batas amannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun