Mohon tunggu...
Silvia Ara Ria Fatimah
Silvia Ara Ria Fatimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STIA "AAN" Yogyakarta

~ Semua orang akan mati kecuali karyanya ~

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ajaibnya Titik Balik dari Kegagalan

25 Juli 2023   18:48 Diperbarui: 25 Juli 2023   18:49 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

AJAIBNYA TITIK BALIK DARI KEGAGALAN

Tentang seorang anak perempuan yang sedang berusaha menggapai impian, namun malah menjadi penikmat kegagalan dan harus melupakan sebuah impian. Selalu jungkir balik sampai sekarang, sempat ingin mengakhiri segala bentuk target dan ingin mengalir seperti air, tapi ternyata diri memutuskan untuk tetap berjuang dan menemukan satu titik terang tentang "ajaibnya titik balik dari kegagalan".

Ya! Itu aku, anak perempuan yang dilahirkan di kota kecil, Sragen - Jawa Tengah pada tanggal 28 Agustus 2004. Sang penikmat kegagalan yang kini sudah bisa menemukan dunia baru.  Kelas 3 SMK adalah masa tersulitku. Masa dimana aku harus berpikir matang akan melanjutkan pendidikan dimana karena pilihan itu akan menentukan karir dimasa depan.

Setelah aku pikir, aku harus mencoba semua yang sudah aku impikan. Aku ingin menjadi seorang Polwan ataupun Kowad. Dan jika tidak, aku harus bisa kuliah di sekolah kedinasan. Dan minimal jika masih tidak bisa aku harus bisa kuliah di UGM. Setinggi itulah harapanku, harapan yang selalu diremehkan oleh semua orang. Namun aku tetap keras melaju untuk mencobanya. Dan akhirnya tidak ada yang berhasil satupun. Tentu disaat itu aku sangat kecewa, marah dan pasrah menghadapi semuanya.

Jalur SNMPTN, SBMPTN, MANDIRI, tes SKD, tes kesehatan, tes jasmani menjadi bukti sebuah perjuangan yang dibalas dengan kekecewaan (waktu itu). Bolak-balik Sragen-Jogja-Semarang untuk mengikuti tes aku lakukan sendiri. Itulah jejak langkah awal sebuah evolusi. Jejak langkah yang sangat terkesan, jejak langkah yang membuat diriku punya mental, jejak langkah yang mengartikan sebuah perjuangan.

Dahulu aku memandang menjadi dewasa itu sangat indah, mudah, dan istimewa. Ternyata pikiran itu berubah menjadi "ternyata dewasa tak semudah yang dibayangkan dahulu ya!", perlu kerja keras yang harus dilakukan agar dapat menggapai cita-cita. Namun, tak semua yang diinginkan bisa digapai karena banyaknya tantangan yang dihadapi. Bahkan walaupun sudah berusaha semaksimal mungkin, tetap saja hal itu masih belum bisa digapai. Di posisi inilah aku merenung, aku harus bersabar menghadapi persoalan yang sudah diusahakan ternyata tak sesuai dengan apa yang diinginkan.

Seiring berjalannya waktu, tanpa disadari ternyata Allah telah menyiapkan hal yang terbaik dari semua ujian yang telah kulewati. Berawal dari hal kecil tanpa niat, aku iseng-iseng mencoba mendaftar beasiswa KIP-K. Memang benar aku berasal dari keluarga yang kurang mampu, tapi dari dulu keluarga ku tak pernah mendapat kartu seperti KIS,PKH, dsb yang menjadi bukti bahwa berasal dari keluarga kurang mampu. Itulah hal yang membuatku ragu dalam mendaftar beasiswa KIP-K sedangkan tidak ada bukti yang menerangkan bahwa aku berasal dari keluarga kurang mampu. Tetapi ternyata beasiswa itu tidak hanya mensyaratkan dari keluarga kurang mampu, tetapi berprestasipun juga menjadi penilaian dalam seleksi beasiswa ini.

Bisa dibilang aku mendaftar di akhir ketika kegiatan perkuliahan ada yang sudah mulai, karena aku harus menunggu hasil tes yang sebelumnya. Hal itu membuat aku berpikir cepat, aku harus mencari dan menyaring informasi perguruan tinggi mana yang masih membuka pendaftaran jalur beasiswa KIP-K. Ya! Untung saja aku menemukannya yaitu di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA "AAN") Perguruan Tinggi Swasta yang ada di Yogyakarta. Aku pun langsung menghubungi adminnya dan diberi jadwal seleksi tertulis dan wawancara. Dengan penuh rasa syukur tanggal 15 September 2022 aku dinyatakan lolos menjadi mahasiswa STIA "AAN".

Siapa pikir aku akan kuliah di Swasta? Pernah gengsi karena aku yang tak pernah mengharapkan kuliah di swasta ternyata kuliah di swasta juga. Dan kini aku harus merubah mindset untuk maju dan terus bermimpi bersama kampus ini. Bukan lagi tentang gensi, namun kampus ini adalah harapan tersembunyi dan juga takdir yang Allah berikan untukku, dan harapan dari banyaknya harapan masyarakat diluar sana.

Aku kira mendapat status sebagai mahasiswa itu mudah, ternyata tidak. Menjadi mahasiswa adalah sebuah amanah untuk menjadi agen perubahan. Menjadi mahasiswa harus aktif, kritis, inovatif, dsb. Tak pernah menyangka, meskipun kuliah di swasta, ternyata disinilah aku bisa menemukan jati diriku. Disinilah aku bisa keluar dari zona nyaman. Sering dipercaya untuk mewakili kegiatan kampus adalah sebuah kebanggan bagiku. Mendapat pendanaan untuk bisa mengikuti kegiatan nasional adalah hal yang harus aku syukuri.

Inspiring Leader Camp! Itulah kegiatan nasional yang aku ikuti. Selama 3 hari aku menjadi delegasi kegiatan ini. Kegiatan yang dilaksanakan di Markas TNI Rindam Jaya, Jakarta Timur. Disinilah kumpulan pemuda-pemudi hebat dari Sabang sampai Merauke yang sedang mengukir kisah hidupnya. Banyak sekali hal yang memotivasiku setelah mengikuti kegiatan ini. Belum ada satu bulan aku kuliah disini tapi alhamdulillah kesempatan besar itu datang menghampiriku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun