Terdapat dua gedung penyimpanan koleksi di Museum Nasional yaitu Gedung A dan Gedung Arca (Gedung B). Gedung A menyimpan berbagai koleksi mulai dari relief, stupa, arca dewa dan dewi sampai dengan prasasti zaman melayu kuno, Kerajaan Hindu-Budha dari berbagai daerah di Indonesia dengan konsep semi terbuka. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah arca Bhairawa Buddha yang ditemukan di Perkebunan Padang Roco, Sungai Langsat Sumatera Barat.
"Arca Bhairawa Buddha ini yang paling menarik, karena bisa dilihat ukurannya pun paling besar dibanding arca yang lain disini, diperkirakan dari 13-14 Masehi. Patung ini menggambarkan ritual sinkretisme untuk orang yang sudah mati dan bisa lepas dari lingkaran reinkarnasi." ujar Ghufron.
Seisi koleksi yang ada di museum sangat menarik karena menyimpan cerita tersendiri dan juga kaya akan nilai seni. Tetapi terlepas dari estetikanya, merawat dan mempertahankan peninggalan berharga ini juga menjadi salah satu tantangan tersendiri.
"Karena gedung A konsepnya semi terbuka jadi beberapa koleksi langsung terpapar sama kondisi di lingkungan luar, kayak terkena matahari, debu, air hujan, sampai lumutan. Untuk itu dari pihak museum selalu melakukan konservasi minimal 2 minggu sekali untuk mengecek keadaan arca dan stupanya." ujar Ghufron.
Walaupun konservasi telah dilakukan tetapi tetap saja beberapa peninggalan berharga ini harus diamankan, karena beberapa tetap tidak dapat bertahan.
"Daripada benar-benar hancur jadi lebih baik ya sudah diamankan ke ruang khusus dan tidak dipamerkan lagi." lanjut Ghufron.
Tidak jarang juga terlihat beberapa koleksi yang memang sudah sempat retak, tidak lengkap, dan hilang di beberapa bagian sisinya.
"Di depan yang patung Ganesha, nah itu salah satu yang sudah retak dan sempat patah waktu itu, mau tidak mau ya harus diperbaiki, ditarik dari pameran, dan alhamdulilah bisa diperbaiki dan bisa dipamerkan lagi." jelas Ghufron.Â