Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai suku, bahasa dan juga agama. Oleh karena itu, setiap individu harus memiliki sikap toleransi antar umat beragama.
Pendidikan moderasi beragama penting untuk diajarkan kepada setiap individu sejak dini. Â Pendidikan moderasi beragama merupakan bagian dari pendidikan karakter bagi anak. Pendidikan moderasi beragama pada anak perlu disampaikan dengan metode yang dapat diterima dengan baik, menyenangkan dan tidak terlalu teoritis.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengedukasi mengenai moderasi beragaman dencan cara yang menyenangkan, seperti yang dilakukan oleh Mahasiswa KKN RDR 77 Kelompok 74. Mahasiswa KKN RDR 77 Kelompok 74 menciptakan suatu inovasi permainan tradisional sebagai media edukasi moderasi bergama yang dinamai dengan ESIMA " Engklek Edukasi Moderasi Beragama". Kegiatan ESIMA digelar di aula Panti Asuhan Iskandariyah Wates, Kec. Ngaliyan, Kota Semarang pada hari Rabu, 20 Oktober 2021 sekitar pukul 15.30.
Saat ini permainan tradisional seperti engklek sudah hampir punah, tergerus oleh permainan online yang merupakan imbas dari perkembangan teknologi. ESIMA bukan hanya permainan engklek yang biasanya dilakukan oleh anak-anak pada umumnya, tetapi terdapat nilai-nilai pendidikan moderasi beragama.
Tujuan diadakannya ESIMA pada anak-anak di Panti Asuhan Iskandariyah selain untuk meningkatkan minat anak terhadap permainan tradisional, juga untuk menguatkan pendidikan karakter religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas pada anak-anak. Anak-anak dapat memahami nilai-nilai moderasi beragama dengan menyenangkan.
Permainan ESIMA tidak menggunakan gaco (alat yang digunakan untuk melempar) untuk digunakan sebagai tempat pemberhentian, melainkan menggunakan lagu-lagu daerah, seperti lir-lilir, gundul-gundul pacul dan lagu daerah lainnya, hal tersebut bertujuan untuk memperkenalkan lagu-lagu daerah yang sudah mulai terlupakan. Di sisi kanan dan kiri kotak-kotak terdapat pertanyan-pertanyaan seputar moderasi beragama yang harus dijawab olelh pemain.
Perserta ESIMA dikelompokkan menjadi 6 grup, setiap grup terdiri atas 5 orang. Permainan ESIMA dilakukan dengan melompat dengan satu kaki pada kotak-kotak yang telah dibuat. Lompatan dilakukan secara berurutan mulai dari kotak yang paling dekat dengan pemain sampai di kotak yang berada di ujung.Â
Saat melompat panitia ESIMA memutarkan lagu daerah, saat musik berhenti pemain harus berhenti dan mengambil partanyaan yang terdapat di sisi kanan atau kiri kotak dimana pemain berhenti. Ketika pemain selesai menjawab pertanyaan, musik kembali diputar dan pemain kembali ke kotak awal. Pada putaran selanjutnya permainan digantikan oleh anggota grup yang lainnya.
Kegiatan ini berlangsung dengan sangat meriah, anak-anak Panti Asuhan Iskandariyah sangat antusias dalam melakukan permainan. "Permainannya sangat seru sekali, saya senang sekali dalam memainkannya, pertanyaannya tidak terlalu susah dan semoga kedepannya diadakan permainan seperti ini lagi", ucap Indri, salah satu perserta ESIMA.
Sementara itu, salah seorang pengurus Panti Asuhan Iskandariyah, Muhammad Ary Okfandy yang akrab dipanggil Kang Fandy menyatakan bahwa ESIMA merupakan permainan yang seru dan menarik, terlihat dari antusias anak-anak dalam melakukan permainan.