Mohon tunggu...
Silvi KartikasariHadi
Silvi KartikasariHadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Kenaikan Harga Minyak di Dunia terhadap APBN di Indonesia

7 April 2022   22:57 Diperbarui: 7 April 2022   23:14 1923
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Akhir-akhir ini di Indonesia dikejutkan dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang melonjak drastis, hal tersebut terjadi karena harga minyak mentah di dunia yang melonjak sampai 26% dalam sepekan. Memanasnya situasi perang Rusia-Ukraina menjadi pemicu utama kenaikan harga minyak di dunia hingga menembus 105 dolan AS per barel. Harga saat ini adalah yang tertinggi semenjak tahun 2014 yang rata-rata 93,17 per barel. Hal tersebut menggegerkan masyarakat karena kenaikan tersebut tergolong mendadak. 

Bagaimana pemerintah menanggapi hal tersebut ? 

Dalam menanggapi hal tersebut pemerintah memutuskan untuk menaikkan tarif harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia, karena jika harga tidak dinaikkan maka akan berpengaruh terhadap keuangan negara. Kenaikan ini bisa berdampak pada beban anggaran pendapatan belanja negara (APBN). Yang harus dilakukan pemerintah adalah menjaga kebijakan migas secara konsisten, yaitu dengan tetap memproduksi minyak mentah dan konsentrat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan agar beban anggaran pendapatan belanja negara (APBN) untuk mengimpor barang tidak terlalu besar. Karena jika hal tersebut tidak tercapai saat harga minyak di dunia sedang melonjak seperti saat ini maka dikhawatirkan anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tidak cukup untuk menanggung beban subsidi yang ada.

Apa itu APBN? 

Anggaran pendapatan belanja negara atau biasa disingkat APBN yaitu rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang telah disetujui oleh dewan perwakilan rakyat (DPR). Anggaran ini terdiri dari tiga elemen utama yaitu pendapatan negara, belanja negara, dan pembiayaan negara. APBN meliputi seluruh pendapatan dan pengeluaran dalam tatanan kenegaraan. Pendapatan negara berasal dari perpajakan maupun non perpajakan, termasuk hibah yang diterima oleh pemerintah. Pengeluaran atau belanja adalah belanja pemerintah pusat dan daerah dan ketika anggaran negara dialokasikan (defisit anggaran, yaitu pengeluaran lebih besar dari pendapatan) jika terjadi defisit anggaran maka dicari data pembiayaan baik yang bersumber dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Pemerintah mempunyai perencanaan rancangan terhadap pengeluaran dan pendapatan negara untuk membiayai kepentingan negara atau pengelolaan pemerintahan atau bisa disebut RAPBN (Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara). Anggaran pendapatan belanja negara memiliki tujuan yaitu dapat mengatur pendapatan serta pengeluaran negara supaya peningkatan pertumbuhan ekonomi bisa tercapai.

Apa hubungan antara APBN dan kenaikan minyak ?

Kenaikan harga minyak dunia diperkirakan akan berdampak pada beban anggaran pendapatan belanja negara (APBN) karena asanya subsidi bahan bakar minyak (BBM). Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dinilai dapat menjadi solusi. Karena Indonesia mendapat tekanan besar dari kenaikan harga minyak dunia yang mencapai hingga US$105 per barrel. Keuangan negara yang paling terkena dampaknya. APBN terbebani karena adanya kompensasi ketika PT Pertamina (Persero) menjual bahan bakar minyak (BBM) di bawah harga komersial. Naiknya harga minyak dunia memperlebar kesenjangan dengan harga eceran yang harus didukung anggaran pemerintah melalui subsidi. Menetapkan harga bahan bakar merupakan dilema utama bagi pemerintah, meskipun harga naik di seluruh dunia. Tanpa adanya kenaikan harga BBM, anggaran pendapatan belanja negara (APBN) semakin terbebani, tetapi jika naik dapat menyebabkan inflasi dan menekan daya beli di masyarakat.

Harga minyak dunia tentu sangat berdampak pada anggaran pendapatan belanja negara (APBN) dan harga minyak adalah salah satu asumsi makro yang paling penting dan secara langsung mempengaruhi anggaran pendapatan belanja negara (APBN). Pengembangan harga minyak mentah di Indonesia di pasar internasional atau Indonesian crude oil price (ICP) adalah salah satu faktor yang sangat mempengaruhi perbaikan ke anggaran pendapatan belanja negara (APBN) dan pengeluaran pemerintah. Dalam hal pendapatan negara, perubahan harga minyak mentah memengaruhi sumber daya minyak dan gas . Subsidi bahan bakar minyak (BBM) sangat dipengaruhi oleh fluktuasi ( perubahan harga barang atau nilai pasar yang bisa dilihat melalui sebuah grafik ) harga mentah Indonesia karena sebagian besar biaya pembuatan bahan bakar adalah biaya pengadaan minyak mentah. Jika produksi minyak mentah dapat ditingkatkan, hal tersebut berdampak pada meningkatnya harga minyak mentah pada anggaran pendapatan belanja negara (APBN) yang sebenarnya dapat diminimalkan. Naiknya harga minyak dunia hanya akan berdampak pada peningkatan defisit anggaran pendapatan belanja negara (APBN) jika pertumbuhan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri terus meningkat dan penyelundupan BBM lintas batas kembali muncul akibat perbedaan harga domestik dan internasional yang semakin melebar.

Apakah kenaikan harga minyak berpengaruh terhadap inflasi?

Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga secara umum dan terus-menerus, Oleh karena itu pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai menurun seiring dengan menurunnya penerimaan ekspor minyak bumi. Selain turunnya harga minyak bumi, ekspor minyak Indonesia juga mulai menurun seiring dengan semakin berkurangnya produksi minyak bumi di Indonesia. Selanjutnya,untuk saat ini kenaikan harga minyak di dunia justru berpengaruh terhadap terhadap beban anggaran pendapatan belanja negara (APBN) yang menanggung subsidi terhadap konsumen bahan bakar minyak. Sehubungan dengan itu, timbul permasalahan bagi pemerintah antara pilihan menanggung subsidi yang semakin besar atau menguragi subsidi dengan konsekuensi. meningkatnya inflasi karena naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri. Hal ini disebabkan oleh posisi Indonesia yang bukan lagi menjadi bagian anggota organisasi negara-negara pengekspor minyak bumi atau OPEC, melainkan sudah menjadi negara pengimpor neto terhadap bahan bakar minyak (BBM). 

Menteri Keuangan (Menkeu) mengatakan bahwa biaya pembiayaan sangat dipengaruhi oleh nilai inflasi, sehingga pengukuran inflasi akan berdampak signifikan terhadap Pengelola Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pilihan pemerintah antara membayar kenaikan subsidi atau pengurangan subsidi semuanya memiliki konsekuensi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun