Beberapa bulan yang lalu, kapal ini telah menjalankan misi pengiriman bantuan kemanusiaan ke jalur Gaza, Palestina dengan kurang lebih 53 hari pelayaran. Misi tersebut dapat menjadi contoh penerapan nilai Pancasila sila ke-2 'kemanusiaan yang adil dan beradab'.
Setelah acara sosialisasi, kami dikagetkan dengan suara tembakan yang bertubi-tubi dan penyanderaan peserta.
Namun hal itu ternyata bagian dari atraksi yang ditampilkan oleh prajurit TNI-AL. Menurut informasi dari tentara yang berdiri dekat saya, simulasi yang ditampilkan berdasarkan kisah nyata pembajakan kapal dan penyelamatan yang terjadi di Somalia.
Setelah kurang lebih 3 jam berlayar, sebelum turun kapal kami diperbolehkan untuk ship tour melihat fasilitas apa saja yang ada di kapal.
Fasiltas kesehatan yang dimiliki KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat setara dengan rumah sakit tipe C yang memiliki fasilitas pemeriksaan penunjang radiologi, laboratorium, ruang operasi, ruang bersalin & bayi, hcu, icu, igd, poliklinik, ruang jenazah, ambulance boat, serta helikopter.
Dengan fasilitas yang cukup tersebut, kapal bantu rumah sakit berperan penting dalam pelayanan kesehatan mobile, mengingat Indonesia adalah sebuah negara kepulauan.
Seru banget sih pengalaman berlayar ini sekaligus healing tipis-tipis ya.
Kalau bisa saya ingin sekali ikut berlayar menjadi sukarelawan ketika menjalankan misi bantuan dukungan medis di wilayah Indonesia maupun luar negeri.
Jalesveva Jayamahe
Salam Pancasila
@silvisshi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H