Mohon tunggu...
Silvester Lintang
Silvester Lintang Mohon Tunggu... -

The Silver.M.Lintang.D Code is a 1997 mystery-Lifes

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bunda Penuh Rahmat, Lourdes De La Verna

6 Mei 2015   22:21 Diperbarui: 12 Juli 2015   12:35 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

 ARTIKEL KOMPLIT " CLIK DISINI "

 

Pagi itu bebatuan tempat aku duduk masih basah terciprat air hujan yang baru reda, walaupun matahari irit memancar sinarnya.

Udara dingin masih merajam didaerah perbukitan ini, yang sedari tadi sudah senyap ditambah dinginnya angin yang sesekali berhembus .

Sesampainya di lokasi pukul 09.30 Wib kamipun memasuki area Goa La Verna melewati pintu yang berjembatan. Disini ada 3 pintu masuk, yang pertama pintu lewat rumah retret, kedua pintu lewat gereja Santa Maria, ke 3 pintu lewat jembatan menuju taman.

Setelah matahari bersinar penuh kami sengaja untuk menyempatkan untuk melihat-lihat suasana di sekeliling Goa.

Doa Jalan Salib kami mulai dari Stasi I yang berada di samping Gereja Santa Maria. Diakiri Stasi XIV di dekat Goa Maria.

Secara umum rute Doa Jalan Salib yang kami jalani dari stasi ke stasi merupakan jalan yang mendaki dan menurun di kawasan yang rimbun pepohonan. Dalam kekhusukan ibadah dan di setiap stasi, kisah-kisah  sengsara Yesus dihayati.

Di setiap stasi jalan salib ini para peziarah memanjatkan doa dan menyalakan lilin. Disepanjang jalur Jalan Salib semakin masuk kedalam bukit maka semakin rimbun pula pepohonannya. Ada pohon albasia, pohon enau, pohon sukun, pohon salak juga ada. Namun yang paling mendominasi adalah pohon bambu. Bambu yang rimbun dan kadang mengeluarkan bunyi berderit jika bergesekan terkena angin membuat suasana bak gesekan biola yang diiringi nyanyian serangga Garengpung ( tonggeret, uir-uir ) bersahutan. Sesekali terlihat kadal liar dan tupai yang lewat serta kupu-kupu yang sepertinya mereka inilah para penghuni di daerah ini. Tapi justru keberadaan hewan-hewan itu meyakin kita bahwa tempat ini memang masih benar-benar bukit alami, kami sangat menikmati suasana hutan yang indah nan rapi dan udara segar menyehatkan. Sekali melangkah dua tujuan tergapai sehat rohani dan jasmani.

Setelah kami menyelesaikan ke 14 stasi kamipun ingin berjumpa dengan sang bunda penuh rahmat di Goa Maria.

Kompleks Gua Maria La Verna Padangbulan di kawasan bukit yang menghijau.  Patung Bunda Maria berdiri anggun di dalam Goa bebatuan karang yang menawan, seakan mengetahui  kami-kami yang hadir di sekitar Goa. 

Di depan Goa Maria ini tempat kami menyatukan doa bersama-sama dengan Bunda Yang Penuh Rahmat dan para orang kudus, dengan demikian turut mendukung Pengantaraan Kristus kepada Allah Bapa, untuk mendatangkan yang terbaik demi keselamatan kita semua.

Disekeliling Goa Maria dihiasi dengan aliran air yang membuat suasana jadi segar. Di area berdoa bagi peziarah ini, telah disiapkan tempat lilin dan juga tempat bunga di bejana besar. Di sebelah kanan terdapat bangunan Altar yang megah terbuat dari hiasan batu kerikil dan Bersalibkan marmer sebuah karya seni yang unik.

Sedangkan " Sendang Kenya Maria " mata air abadi ada di dekat sungai, posisinya kira-kira 40 mtr di sebelah kiri kearah depan dari Goa Maria. Terdapat 2 sendang mata air.

Ornamen bebatuan gunung mendominasi kawasan ini Goa Maria, tempat duduk panjang yang terbuat dari semen dengan kombinasi bebatuan, sedangkan  untuk penutupnya atap yang berbentuk Jamur dan Anyaman Sarang Laba-laba cukup menambah penampilan menarik.

Sekitar 50 meter Di depan Gua Maria ini mengalir sungai selebar 7mtr, airnya cukup deras dengan gemericik suara airnya mengalir. Di taman seberang sungai terdapat pohon beringin besar rimbun yang indah berakar kokoh,  selain itu juga terdapat sumur oase yang tak pernah kering walau musim kemarau panjang.

Goa Maria La Verna, Padangbulan, Pringsewu, Lampung, yang menyandang nama

" Mariam Perempuan Untuk Semua Manusia " .

Karena tak kalah unik keindahannya dengan penyandang Lourdes-lourdes lainnya. Sehingga kami tidak berlebihan bila menyebutnya sebagai

" LOURDES DE LA VERNA"

Jadi, tak bakalan menyesal kalau menjadwalkan Gua Maria Padangbulan untuk menjadi tujuan wisata ziarah Anda dimasa mendatang. 

Lourdes De La Verna, Padangbulan Pringsewu ini biasanya ramai dikunjungi para peziarah pada bulan Mei – Oktober ( bulan Maria bagi umat katholik ). Kalau pada bulan-bulan lainnya, biasanya pada tiap hari Sabtu dan Minggu Gua Maria juga dikunjungi para  peziarah yang beribadah. Pengunjung Goa Maria ini tidak hanya umat katholik, umat Islam juga banyak ditandai dengan busana khasnya.

Bila Anda ingin ke Lourdes De La Verna bersama rombongan sekaligus ingin melakukan  retret disediakan tempat menginap di Wisma retret yang berada di kawasan komplek ini. Rumah retret La Verna yang dikelola Suster-suster Fransiskanes dari Santo Gregorius Martir (FSGM) yang berdiri sejak 19 Agustus 1984.

Pengalaman susana hutan rimba,bukit,lembah, tempat mistis mirip bak di film-film” Indiana John” itu mengalir dalam ingatan dan menjadi bahan perenungan yg indah, dalam keheningan terpujilah engkau bunda di Goa Lourdes De La Verna yang indah itu, tiba-tiba ingatan pun terbayang sosok santa Bernadetha yang mengena dihati, semakin membuat saya khusyuk dalam doa. Saya pun mengakhiri doa sore itu dengan menyampaikan salam kepada Bunda Maria. 

Ternyata benar terasa bedanya. Kegiatan -kegiatan yang ditempuh sepanjang hari di La Verna menggoreskan keindahan di hati . Mulai dari jalan salib, menikmati bebagai keelokan bukit,meninggalkan kesan keindahan rohani yang sangat mendalam.

Aku dan Frater Wied pun  masih disini hingga sore, entah apa yang kita pikirkan kali ini, menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk duduk dan memandang tak henti-hentinya wajahmu Bunda penuh rahmat, sedangkan gerimis mulai turun membasahi apa saja yang ada di sekitar kami.

 

 BERSAMBUNG...CLIKC DISINI

 

#Trimakasih Bunda Maria Daokan kami orang berdosa.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun