Mohon tunggu...
Silvester Reno
Silvester Reno Mohon Tunggu... profesional -

Penggemar menjes, mendol dan tempe bacem

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Catatan Seorang Mahasiswa di Belanda(1): City Sleeps at Six

11 April 2014   23:13 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:47 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kumpulan artikel yang ga sepenting berita pencapresan tetapi menarik, berisi kehidupan dan cerita-cerita selama saya kuliah dan hidup di Belanda. Bakal saya tulis tiap hari kalo ga ngantuk. Tulisan ini bagian 1 dari beberapa tulisan.

___________________________________________________________________

Setelah sekitar 6 tahun menjalani hidup sebagai karyawan sebuah perusahaan finansial di Jakarta, akhir 2012 saya memutuskan untuk menjadi full time student di Belanda. Bagi saya bersekolah di Belanda harapan awalnya untuk menambah wawasan mengenai bagaimana kehidupan masyarakat di luar Indonesia dan memperkaya sudut pandang. Dan gambaran saya tentang Belanda pada awalnya adalah negara yang muda, dinamis dan tidak pernah tidur. Bayangan saya tentang Belanda didasari beberapa fakta: banyak DJ kenamaan berasal dari Belanda, produsen pemain bola dunia dan tentunya Belanda terkenal dengan ilegal-ilegal yang menjadi legal (terjemahin sendiri yaaa). Fakta-fakta itu cukup sahih untuk menunjukkan bahwa Belanda adalah negaranya anak muda.

Saya memilih sekolah di kota Rotterdam, kota terbesar kedua setelah Amsterdam dan kota pelabuhan terbesar di Eropa, saya membayangkan kota ini bakal ramai tetapi tidak sepadat Jakarta. Gambaran saya tentang Rotterdam ya paling tidak akan seramai Bandung atau Jogjakarta yang juga sama-sama kota pelajar di Indonesia. Saya pun mencari informasi mengenai kota Rotterdam di beberapa website, saya temukan bahwa Rotterdam kota yang tidak pernah tidur, kotanya anak muda di Belanda.

Tapi harapan saya ternyata tinggalah harapan, Belanda bukanlah negara yang dinamis, muda dan tidak pernah tidur. Bagaimana dengan Rotterdam, saya “tertipu” tulisan-tulisan di website yang saya temukan.  Sebagian besar toko tutup pukul 6 sore, yap pukul 18.00. MMmmmm ada sih tutup maleman, toko tutup pukul 09.00 malam tapi itu cuma seminggu sekali di hari Jumat.

Supermarket tutup lebih malam sekitar pukul 20.00 di daerah tertentu. Tetapi sebagian besar supermarket mengikuti jam tutup normal, pukul 18.00. Jadi jangan bayangkan ada Sevel, Alfamart atau Indomart yang buka 24 jam.

Bagaimana dengan cafe, snackbar atau warung kopi, memang ada yang tutup sampai tengah malam tetapi sebagian besar sudah tutup pukul 7 malam.  Yang agak malem tutupnya bar, tapi jangan dibandingin bar di Rotterdam dengan cafe di Jakarta.   Jelas Jakarta lebih punya gaya. Akhirnya, saya pun sampai bertanya serius ke istri, anak muda di sini kalau pacaran dimana ya?

Suatu waktu, walikota Rotterdam memberikan presentasi tentang Rotterdam di kampus dan sebelum presentasi dia memutar video mengenai Rotterdam. Persis video yang pernah saya lihat, Rotterdam: The City never sleeps. Eh ternyata teman-teman sekelas saya punya pandangan sama, kita pun komentar hal yang sama: Rotterdam: The City sleeps at six.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun