Mohon tunggu...
S. Detianus Gea
S. Detianus Gea Mohon Tunggu... Penulis - "Menulis adalah mengingat, merawat, dan mengabadikan" [S. D. Gea]

Pernah menulis beberapa opini di media online indonesiakoran.com (2017-2018) dan seword.com (2017). Pernah menulis buku berjudul “MENGENAL TOKOH KATOLIK INDONESIA: Dari Pejuang Kemerdekaan, Pahlawan Nasional Hingga Pejabat Negara” (YAKOMINDO, 2017). Pernah menulis buku "MENGENAL BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL SUKU NIAS" (2018). Saat ini menjadi Wartawan komodopos.com (2018-sekarang).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Suku Ndrawa, Suku Siluman

4 Maret 2020   13:15 Diperbarui: 4 Maret 2020   13:27 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari belakangan ini jagat media sosial terutama grup-grup masyarakat Nias dihebohkan dengan adanya klaim 'Suku Ndrawa'. Seperti diketahui, sejak dahulu suku yang ada di Nias adalah Suku Nias (Ono Niha). 

Jika ada suku lain, maka itu suku pendatang. Sebutan Suku Ndawa inilah yang membuat gaduh, karena nenek moyang orang Nias sekalipun tidak mengenal suku tersebut. Suku Ndrawa tersebut lebih tepatnya suku siluman, tidak jelas asal-usulnya.

Menurut Yakob Harita, sebutan suku ndawa di Nias tidak tepat karena mereka pendatang dari berbagai suku misalnya, suku dari Aceh, Minang, Bugis, Batak, Melayu, sehingga lebih tepat mereka disebut komunitas Ndrawa. 

Oleh sebab itu, menurutnya, perlu dihindari pemakaian kata 'Suku' karena akan mencederai keberadaan Suku Nias yang sudah dikenal dunia. Bahkan bapakYakob Harita mempersilahkan siapa pun untuk menghubunginya untuk memberikan masukan atau saran.

 "Alasan yang rasional adalah sebutan suku ndrawa di Nias tidak tepat karena mereka pendatang dari berbagai suku misalnya,suku Aceh,suku Minang,suku Bugis dan suku Batak atau ada dari suku Melayu, sehingga lebih tepat mereka disebut komunitas Ndrawa. Hindari pemakaian kata Suku karena akan mencederai keberadaan Suku Nias yang udah di.kenal dunia. Jikalau ada pertanyaan dari Pemda  Nias Utara silakan mereka hubungi saya. untuk memberikan masukan", tulis bapak Yakob Harita salah seorang tokoh Nias.

Maka, keberadaan 'Suku Ndrawa' di Pulau Nias perlu ditelusuri terutama asal-usul dan nenek moyang mereka. Sebab sejak dahulu, tidak ada literatur atau pun sejarah yang membahas tentang 'Suku Ndrawa'. 

Tidak heran jika reaksi masyarakat Nias marah, karena isi surat itu seolah-olah membedakan Suku Nias dan 'Suku Ndrawa'. Sejak dahulu kala tidak ada nama 'Suku Ndrawa', maka lebih tepatnya Suku Ndrawa adalah Suku Siluman alias Suku yang tidak jelas asal-usulnya. 

Mungkin saja, tulisan 'Suku' disebabkan oleh keterbatasan bahasa masyarakat setempat. Namun, amat naf kalau sama sekali tidak ada masyarakat Nias ditempat itu, yang tidak bisa membedakan arti 'suku' dan 'komunitas'.

Bahkan dalam data suku-suku yang ada di Provinsi Sumatera Utara, tidak terdapat 'Suku Ndrawa'. Oleh sebab itu, sebaiknya pembuat surat dan orang-orang yang mengklaim diri sebagai 'Suku Ndrawa' segera mengklarifikasi kepada masyarakat Nias tentang maksud tulisan itu. 

Jika tidak, maka akan muncul konflik dan masalah-masalah baru yang merugikan satu sama lain, terutama pihak yang membuat klaim konyol itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun