Membangun Karakter Toleransi.Â
Toleransi haruslah menjadi karakter warga seluruh umat NKRI. Untuk mewujudkan karakter tersebut, perlu ada pola yang harus dirancang untuk adanya proses keberlanjutan. Generasi muda saat ini merupakan embrio kehidupan toleransi ke depan. Sikap toleransi perlu ditanamakan. Kadang kita terjebak dalam pola formalisme menanamkan sikap toleransi itu. Kehidupan toleransi sesungguhnya adalah terlibat dalam kehidupan yang nyata, yang dijalankan dalam interaksi harian. Misalnya, kita membuka diri untuk mencari dan mau bergaul, mau menjalin hubungan persahabatan dengan mereka beragama lain dalam sikap saling menerima dan mengharagai. Disananalah kita akan akan temukan makna dari toleransi itu sesungguhnya. Tanpa terlibat dalam kehidupan yang kontekstual, kita hanya akan memaknai toleransi sebagai pajangan yang digunakan jika dibutuhkan, kemudian disimpan kembali jika tidak dibutuhkan.
Hal yang sangat penting adalah perlunya satuan pendidikan khususnya di tingkat dasar sebagai institusi strategis untuk membangun karakter toleransi sejak dini. Negara perlu memperhatikan pendidikan karakter toleransi ini secara serius. Anak-anak sejak dini mulai diperkenalkan dengan kemajemukan beragama. Agama sebagai salah satu sumber moral dijadikan sebagai dasar dalam mengembangkan karakter toleransi. Sebagai bangsa yang majemuk, toleransi itu tidak dipandang sebagai sikap sementara atau sikap yang dibuat dengan tujuan untuk aman  dan tidak terjadi konflik dalam jangka waktu sesaat. Toleransi haruslah menjadi karakter bangsa karnanya pekerjaan terbesar bangsa dan negara saat ini adalah bagaimana membentuk karakter toleransi kepada semua warga dari generasi generasi ke generasi. Dengan karakter toleransi yang kuat dan mengakar, orang tidak lagi mudah terpengaruh oleh kepentingan-kepentingan politik dan ekenomi sesaat. Â
Selain itu, penegakan hukum terhadap orang-orang yang menyebarkan kebencian kepada agama-agama tertentu perlu ditegakan. Tanpa penegakan hukum, orang-orang yang menyebarkan kebencian itu semakin kuat dan akan semakin banyak orang yang terpengaruh.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H