Perempuan adalah makhluk spesial yang susah di tebak, bertindak dengan polanya sendiri dan sering kali membuat para pria susah menebak apa yang dimaui oleh perempuan. Hingga filsuf kenamaan menyatakan bahwa membaca hati wanita itu sama sulitnya dengan menyusun daftar riwayat hidup tuhan.
Jika pacar anda memergoki anda makan malam dengan perempuan lain, dan ketika anda menjelaskan dengan panjang lebar, bahkan dengan akting sembah sembahan, perempuan akan menyatakan dengan gampang, aku baik baik saja. Wow bagaimana logikanya memergoki anda dengan perempuan lain dan dia nyatakan dia baik baik saja. Entah kenapa perempuan seperti terlihat sangat senang dengan kebohongan bahkan sering kali lebih senang di bohongi dari pada kejujuran. Seakan perempuan sangat membenci kejujuran karena menyakitkan dan mencintai kebohongan karena menyenangkan.
Dan perempuan tetap saja berharap bahwa pria idamannya akan menjadi seperti yang dia mau, meskipun di depan matanya sendiri, perempuan melihat laki laki itu adalah bajingan ... Wow ... Tapi saya yakin jika anda tanya perempuan sekompleks saya tidak termasuk yang bajingan, saya mungkin hanya laki laki kurang teratur.
Dan perempuan dengan perasaannya yang dominan membalas suatu perbuatan buruk dengan banyak juga cara yang aneh. Kita lihatlah kisah wita seorang gadis yang bekerja di sebuah bank, menjalin kisah cinta 8 tahun dengan laki lakinya, telah berkali kali melakukan hubungan terlarang, entah karena apa dan mungkin karena sesuatu hal, laki laki nya pergi ke perempuan lain, yach yang secara body tidaklah lebih menarik dari wita, apalagi dari segi masa depan, perempuan perusak itu kalah jauh dibandingkan wita. Lalu apa pembalasan yang dilakukan wita? Dia mulai mendekati satu persatu laki laki dan berpindah dengan mudahnya dari satu dekapan ke dekapan lain? Dia mengatakan bahwa dengan mempermainkan laki laki maka dia sudah membalaskan dendamnya dan itu bisa mengobati sakit hatinya karena laki laki nya dulu. Saya ngga tau, apakah ini layak disebut sebagai pembalasan, kalo saya di tanya, ini adalah perusakan diri, menurunkan grade bukan pembalasan.
Dan banyak kisah juga perangai pembalasan dendam perempuan kepada laki laki yang ujungnya bukan membuat laki laki itu sadar sudah melakukan kesalahan malah perempuan itu merusak dirinya sendiri.
Perempuan perempuan, ayo berkemaslah untuk mengikatkan diri, tingkatkan terus nilai dirimu, itulah pembalasan sebenarnya. Buat dirimu lebih berkelas maka engkau sudah menampar laki laki yang merusakmu dengan senyumanmu.
Ah sudahlah, entah sejak kapan saya jadi penulis.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H