Dampak pasca bencana setiap individu sangat bervariasi sebagian orang mengalami kehilangan kerabat, kehilangan sahabat, kehilangan tempat tinggal, kehilangan harta benda, kehilangan makna hidup, kehilangan masa depan bahkan kehilangan rasa aman.Â
Namun, apakah kita mengetahui dampak yang dialami oleh para penyintas ini juga terjadi beberapa tahapan, antara lain:
- Tahapan tanggap darurat (terjadi beberapa jam / hari setelah bencana). Pada tahapan ini, dampak yang biasanya terjadi bagi para penyintas adalah pengalaman numbing yaitu suatu kondisi mati rasa secara psikis, kemudian hal lainnya penyintas juga akan mengalami perasaan linglung, rasa bersalah, ketidastabilan emosi, histeris dan lainnya)
- Tahapan pemulihan (terjadi saat situasi telah stabil). Pada tahapan ini, penyintas akan mengalami gejala Pasca Trauma Stress Disorder (PTSD), kecemasan berlebihan secara menyeluruh, duka cita yang ekstrem, depresi berkepanjangan, bahkan kesulitan untuk tidur.
- Tahapan rekonstruksi (1 tahun atau lebih setelah bencana). Pada tahapan ini, pola kehidupan penyintas berangsur stabil, mungkn yang lain akan mengalami perubahan kepribadian secara permanen.
Dengan mengenali tahapan-tahapan atas dampak psikologis yang terjadi terhadap para penyintas maka tentunya kondisi kebutuhan dukungan psikososial perlu segera dipenuhi agar dapat mempersiapkan para penyintas menjalani kehidupannya di kemudian hari.
Mengenal Bentuk Dukungan Psikososial melalui Psychological First Aid
Dukungan psikososial mencakup dua hal utama yang perlu diperhatikan yaitu mengacu pada jiwa yaitu kemampuan pikiran, emosi, dan perilaku yang tentunya akan memberikan pengaruh pembentukan kualitas diri sesesorang ke depannya.Â
Hal yang kedua adalah terkait konsep sosisal di mana merujuk pada lingkungan sosial, norma, sistem kemasyarakatan, keagamaan, kekeluargan, hingga keyakinan yang membentuk tatanan masyarakat itu sendiri.Â
Kegiatan psikososial bertujuan untuk membangun kembali keyakinan individu dan kelompok masyarakat pasca bencana sehingga dapat kembali pulih, bangkit, dan kuat secara pribadi hingga kelompok dan mampu berfungsi secara maksimal hingga dapat produktif keseharian.
Bentuk dukungan psikosial yang paling dapat dilakukan dikenal dengan Pertolongan Pertama Psikologis atau dikenal dengan sebutan Psychological First Aid (PFA).Â
Menurut WHO, PFA adalah suatu kegiatan yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang untuk menguatkan kesehatan mental yang mengalami krisis.Â
Hal krisis ini dimaksudkan berdasarkan tekanan dan pengalaman traumatis yang dialami. PFA berperan untuk memperhatikan kebutuhan para penyintas yang mengalami tekanan secara mental hingga kepada mereka yang tidak dapat mengurus dirinya sendiri.
Melalui PFA maka diharapkan dapat memberikan dukungan kepada mental penyintas untuk lebih tenang dan menimbulkan rasa aman.Â