Pada 17 Oktober 1951 lalu, tepatnya 6 tahun setelah Indonesia merdeka, sebuah semboyan diresmikan. Bhineka Tunggal Ika. Bukan sekedar semboyan, tapi identitas atau jati diri yang membuat Indonesia dikenal oleh dunia dan suatu berkat dari Tuhan yang mana tidak semua negara memilikinya. Bhineka yang berasal dari kata Bhinna(berbeda-beda) dan ika (itu) dapat diartikan sebagai keberagaman/diversity.Â
Indonesia dengan jutaan penduduk, ribuan pulau, ratusan suku, budaya dan tradisinya adalah bukti paling konkrit dari keberagamaan, maka sebagai generasi muda penerus bangsa sudah seharusnya kita bersyukur karena telah menjadi bagian dari keberagaman tersebut.
Menjadi manusia berusia belasan sampai dua puluhan yang diberi label kaum muda yang kuat fisiknya dan tangguh mentalnya, serta diharapkan mampu menjadi pionir bangsa ini adalah suatu kebanggaan tersendiri. Pun Indonesia sendiri lahir dari tangan-tangan kaum muda, jauh sebelum Indonesia merdeka sebuah peringatan bernama hari sumpah pemuda sudah dibuat, tepatnya pada 28 Oktober 1928 dan tak lupa kita dalam pidatonya Ir. Soekarno juga mengatakan "berikan aku sepuluh pemuda maka akan kugoncangkan dunia". bahkan di era penjajahan, kaum muda lah yang menjadi garda terdepan melawan sekutu dengan berjuang hingga bertaruh nyawa demi Indonesia merdeka. Itulah segelintir peran penting dari pemuda.
Namun dewasa ini, sering kali pemuda berfikir bahwa predikat itu hanya sekedar istilah. Tak bisa dipungkiri, era digital dan teknologi global yang berkembang pesat menyebabkan kaum muda mengalami pergeseran ideologi, contoh paling dasar ialah pengaruh dunia Barat yang mana menganut faham liberal dan bersifat individualis yang pada akhirnya membuat kaum muda mulai kehilangan jati dirinya yang berujung pada terpecah belahnya keberagaman baik suku, ras, budaya dan agama. hal intoleran seperti ini telah banyak kita lihat, baik di media maupun disekitar kita sehingga menjadi hal yang sangat mengkhawatirkan .
Sebagai agent of change, pemuda diminta untuk mampu mengembalikan nilai-nilai kebhinekaan baik dalam bentuk aspirasi maupun perayaan sebagai pengejah wantahan atas rasa syukur terhadap keberagaman di negri ini. (Perayaan disini juga bermakna rasa syukur). Berbicara perayaan, pemuda dalam perspektifnya menganggap bahwa keberagaman yang ada di Indonesia dapat dirayakan dengan berbagai hal, diantaranya dengan menciptakan komunitas atau organisasi dengan esensi indahnya toleransi dan saling menghargai. Kedua, pemanfaatan teknologi digital secara bijak dalam memerangi hatespeech atau konten-konten yang berbau SARA, ketiga terlibat aktif dipemerintahan atau badan hukum guna menegakkan sanksi atau hukuman yang adil kepada para pelaku pemecah belah kesatuan dan melindungi para korban.
Walau hal-hal diatas dianggap mudah namun nyata nya praktek dilapangan sering kali lebih sulit dibanding teorinya, jadi mulai lah dari langkah kecil dan konsisten dalam melakukannya, inshaallah hal baik yang besar akan datang dengan sendirinya. karena tidak perlu menunggu hal besar dulu baru kita bersyukur kan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H