Mohon tunggu...
silva naila
silva naila Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Salah satu Mahasiswi jurusan komunikasi penyiaran islam.suka membaca buku cerita novel melalui media digital dan suka menyanyi.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Menggali Manfaat Pengobatan Tradisional Bekam Dalam Perspektif Islam Khususnya di Desa Karanganyar

31 Desember 2024   19:19 Diperbarui: 31 Desember 2024   19:19 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pendahuluan 

Pada masa sekarang pengobatan tradisional bekam jarang sekali diminati masyarakat, sebagaimana apa yang sudah disunah kan oleh rasulullah bahwa pengobatan bekam ini sudah ada pada zaman rasulullah. Masyarakat adalah sasaran terhadap terapi bekam yang menjadi perhatian di kalangan praktisi kesehatan tradisional dan alternatif. Bekam, sebagai salah satu terapi pengobatan tradisional yang telah lama digunakan sejak zaman rasulullah, terapi bekam sebenarnya memiliki manfaat kesehatan yang diakui, seperti membantu melancarkan peredaran darah dan mengurangi rasa sakit. Namun, di tengah popularitas terapi modern, terapi bekam sering kali dianggap kuno atau bahkan kurang relevan oleh sebagian masyarakat. Kurangnya pemahaman tentang manfaat dan keamanan terapi bekam serta masih adanya perasaan negatif yang melekat turut memperparah rendahnya minat masyarakat terhadap terapi ini. Selain itu, ketidak minatan ini juga bisa dipengaruhi oleh kekhawatiran masyarakat mengenai prosedur bekam yang terlihat sangat berpengaruh, seperti penggunaan alat yang menimbulkan bekas pada kulit, serta adanya anggapan bahwa terapi ini kurang higienis.

 Adapun fenomena pengobatan tradisional ini membantu dari segala penyakit yang dimana harus mengetahui diagnosa pasien melalui telapak tangan dan kelopak mata, selain itu terapi bekam ini memberikan maanfaat yang cukup kuat bagi masyarakat. Terapi ini dilakukan dengan menggunakan alat khusus yang berfungsi untuk menciptakan tekanan pada kulit sehingga melancarkan aliran darah dan membantu proses pembuangan zat racun  ditubuh. Manfaat terapi bekam semakin diakui dalam dunia kesehatan, ada beberapa manfaat yang sering dikaitkan dengan terapi bekam meliputi perbaikan sirkulasi darah, pengurangan nyeri otot, pemulihan energi tubuh, hingga dukungan terhadap sistem kekebalan tubuh. Bekam juga dipercaya mampu mengurangi stres dan memberikan efek relaksasi yang membantu menjaga kesehatan mental. Manfaat ini semakin membuat terapi bekam menjadi alternatif bagi masyarakat yang mencari pengobatan non-obat untuk berbagai keluhan kesehatan. Dengan melakukan terapi ini kita juga termasuk umat yang meniru ajaran rasulullah dan mendapatkan pahada kesunahan dari rasulullah.

 Selain manfaat di atas terapi bekam juga memiliki keunikan lain yaitu terapi bekam wajah atau face cupping adalah salah satu variasi dari metode bekam tradisional yang semakin populer, terutama di kalangan praktisi kecantikan dan kesehatan. Keunikan dari terapi ini terletak pada cara penerapannya yang berbeda dibandingkan dengan bekam tubuh pada umumnya. Alat yang digunakan pada bekam wajah berbeda dengan bekam tubuh biasanya. Tujuannya bukan hanya untuk melancarkan aliran darah di area wajah, tetapi juga untuk membantu mengencangkan kulit, mengurangi garis halus, menghilangkan flek hitam diwajah dan meredakan ketegangan otot wajah. Berbeda dengan metode kecantikan lainnya, bekam wajah dianggap alami karena tidak menggunakan bahan kimia. Proses ini memberikan stimulasi aliran darah dan pembaruan sel kulit secara alami, yang diyakini dapat memberikan efek kulit lebih cerah, sehat, dan tampak segar. Selain itu, bekam wajah juga memberikan efek relaksasi yang membantu mengurangi stres dan meningkatkan perasaan rileks. Dengan kombinasi manfaat untuk kecantikan dan kesehatan, terapi bekam wajah menjadi pilihan unik yang mulai menarik perhatian dalam dunia perawatan kulit.

PEMBAHASAN

Kurangnya Keminatan Terhadap Pengobatan Tradisional di Indonesia

Di Indonesia, praktik pengobatan tradisional seperti bekam semakin kehilangan daya tarik di tengah masyarakat, terutama di era modernisasi dan globalisasi. Salah satu penyebab utama adalah dominasi pengobatan konvensional yang dianggap lebih ilmiah, cepat, dan terpercaya. Fasilitas kesehatan modern yang semakin mudah diakses di berbagai daerah membuat masyarakat cenderung memilih metode medis berbasis teknologi, yang dilengkapi dengan diagnosa akurat dan pengobatan yang terukur. Bekam, di sisi lain, sering dianggap kurang relevan dan minim dasar ilmiah yang kuat, sehingga tidak menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia.

Kurangnya pemahaman masyarakat tentang manfaat dan prinsip kerja bekam juga menjadi faktor yang signifikan. Banyak yang masih memandang bekam sebagai praktik kuno atau bahkan berbau mistis, yang lebih populer di kalangan orang tua atau masyarakat pedesaan. Selain itu, edukasi mengenai bekam di Indonesia sangat minim, baik dari sisi medis maupun budaya, sehingga masyarakat tidak sepenuhnya mengerti kapan dan untuk apa bekam dapat digunakan. Hal ini membuat bekam kalah bersaing dengan pengobatan modern yang lebih mudah dipahami dan terpublikasikan.

Proses bekam yang melibatkan pengeluaran darah juga menjadi penghalang bagi sebagian masyarakat Indonesia. Banyak orang merasa takut atau tidak nyaman dengan metode ini, terutama generasi muda yang lebih terbiasa dengan pengobatan non-invasif seperti obat oral atau terapi digital. Stigma bahwa bekam bisa terasa menyakitkan dan menimbulkan bekas luka semakin memperkuat alasan untuk menghindarinya. Di sisi lain, minimnya regulasi dan standarisasi dalam praktik bekam di Indonesia juga menimbulkan kekhawatiran masyarakat akan risiko kesehatan, seperti infeksi atau prosedur yang tidak steril.

Faktor ekonomi juga turut berperan dalam menurunnya minat terhadap bekam. Meskipun biaya bekam relatif terjangkau dibandingkan pengobatan modern, masyarakat cenderung mengalokasikan anggaran kesehatan mereka untuk layanan yang dianggap lebih efektif dan terpercaya. Selain itu, program pemerintah seperti BPJS Kesehatan yang lebih memfokuskan subsidi pada pengobatan konvensional semakin memperkuat preferensi masyarakat terhadap fasilitas kesehatan modern, sementara bekam jarang atau bahkan tidak tercakup dalam layanan yang dibiayai pemerintah.

Secara keseluruhan, kurangnya minat terhadap bekam di Indonesia mencerminkan tantangan yang dihadapi pengobatan tradisional dalam era modernisasi.Untuk meningkatkan popularitas bekam, diperlukan langkah strategis, seperti edukasi berbasis bukti, pelatihan bagi praktisi untuk menjamin standar keamanan, dan integrasi bekam sebagai bagian dari layanan kesehatan yang diakui pemerintah. Dengan pendekatan ini, bekam dapat menjadi pilihan yang lebih diterima oleh masyarakat indonesia tanpa harus kehilangan identitas tradisionalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun