Pada tanggal 6 Januari 2020, Capitol Hill diserbu oleh para pendukung Donald Trump, Isu utamanya adalah karena mereka tidak terima bahwa Joe Biden memenangkan pemilu tersebut. Â Â
Awal mula sebelum pemberontakan itu terjadi di Gedung Capitol, Trump sebelumnya membuat rally (rapat umum) dan berbicara di depan para pendukungnya dengan mengatakan kata-kata yang cukup mendorong pendukungnya untuk menyerbu Capitol Hill.Â
Jadi, pada tanggal 6 Januari tersebut merupakan jadwal untuk kongres atau yang dinamakan joint section. Kongres di Amerika terdapat dua bagian, ada senat dan DPR, kedua chamber ini yaitu senat dan DPR akan mensertifikasi kemenangan Joe Biden sebagai Presiden baru AS menggantikan Donald Trump.Â
Uniknya, senat yang mengesahkan salah satunya adalah ketua senat yang juga merangkap sebagai wakil Presiden AS, dan dalam hal ini berarti yang akan mensertifikasi kemenangan Biden pada pemilihan Presiden AS 2020 adalah wakil Presiden Donald Trump sendiri yaitu Mike Pence.Â
Uniknya lagi, saat Trump mengadakan rapat umum, Ia juga sempat mengatakan kepada pendukungnya "mudah-mudahan Mike Pence bisa menolong kita untuk tidak mensertifikasi kemenangan Joe Biden". Dan jika Mike Pence tidak mendukung Trump, dan kongres tersebut tetap memutuskan untuk mensertifikasi kemenangan Biden, Trump mengumumkan kepada pendukungnya 'kita mungkin harus datang ke Capitol Hill untuk menyerukan keberatan kita secara langsung'. Itulah sekiranya yang menjadi dorongan awal diserangnya Capitol Hill oleh para pendukung Trump dan mereka ingin membatalkan peresmian atas kemenangan Joe Biden.Â
Sebelum penyerangan tersebut, Donald Trump juga sempat membuat ancaman dengan berbicara  secara langsung melalui rally-nya itu dan ancaman-nya dianggap sangat berbahaya dan akan berpotensi menimbulkan adanya kekerasan karena ia seolah-olah menghasut para pendungkungnya untuk bertindak kekerasan dengan melakukan kerusuhan vandalisme dan semacamnya di Capitol Hill.  Jadi begitulah mengapa kemudian Capitoll Hill diserbu oleh para pendukung Trump.Â
Jika dilihat dari karakternya, alasan Trump tidak menerima kekalahannya adalah karena Trump merasa dia adalah orang yang cerdas dan sangat tidak menerima kekalahan. Bahkan dari awal Trump kampanye sampai diawal ketika dia menjadi Presiden AS pertama kali, Trump ingin selalu menjukukan bahwa dirinya itu hebat.Â
Misalnya pada waktu ia dilantik inagurasi pada tahun 2017. Trump mengatakan bahwa pendukung yang datang pada waktu inagurasinya paling banyak sepanjang sejarah AS. Padahal yang sebenarnya Trump berbohong, bahkan ada yang sempat membagikan perbandingan foto pendukung yang datang pada waktu inagurasi Trump dan Obama, dan terbukti pendukung Obama yang terlihat banyak pada foto yang dibagikan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H