Mohon tunggu...
SILVA NABILLA
SILVA NABILLA Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa yang menyukai bidang menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Kemiskinan Global: Tantangan, Data Terkini dan Solusi Menuju Masa Depan Berkelanjutan

17 Desember 2024   07:38 Diperbarui: 17 Desember 2024   07:38 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kemiskinan global masih menjadi salah satu permasalahan mendasar yang dihadapi dunia, meskipun kemajuan signifikan telah dicapai selama beberapa dekade terakhir. Artikel ini membahas kondisi terkini kemiskinan dunia, tantangan yang dihadapi, serta solusi strategis berdasarkan data global yang kredibel. Dengan pendekatan multidimensional, kemiskinan tidak lagi hanya dinilai dari pendapatan, tetapi juga dari akses pendidikan, kesehatan, dan kualitas hidup secara umum. Berdasarkan data terbaru dari lembaga internasional seperti Bank Dunia dan PBB, dibutuhkan aksi kolaboratif antara negara, organisasi, dan masyarakat untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030.

 Kemiskinan merupakan fenomena multidimensi yang memengaruhi miliaran orang di seluruh dunia. Menurut laporan World Bank 2023, sekitar 8,5% penduduk dunia atau sekitar 670 juta orang hidup dalam kemiskinan ekstrem dengan pendapatan di bawah US$2,15 per hari. Pandemi COVID-19 memperburuk situasi ini, menambah sekitar 70 juta orang ke dalam garis kemiskinan sejak 2020. Angka tersebut menunjukkan perlunya upaya yang lebih komprehensif dan berkelanjutan.

Data Terkini Kemiskinan Global Berdasarkan laporan Bank Dunia dan United Nations Development Programme (UNDP), beberapa fakta penting terkait kemiskinan global adalah sebagai berikut:
1. Distribusi Kemiskinan:
o Sub-Sahara Afrika merupakan kawasan dengan tingkat kemiskinan tertinggi di dunia, dengan 60% populasi hidup di bawah garis kemiskinan ekstrem.
o Asia Selatan menyumbang sekitar 30% dari total populasi miskin global.
2. Dampak Pandemi COVID-19: Pandemi menunda pencapaian target pengentasan kemiskinan SDGs. Laporan Bank Dunia mencatat bahwa kemiskinan global meningkat untuk pertama kalinya dalam 20 tahun akibat pandemi, konflik, dan perubahan iklim.
3. Kemiskinan Multidimensi: Indeks Kemiskinan Multidimensi (MPI) dari UNDP menekankan bahwa kemiskinan bukan hanya soal pendapatan, tetapi juga mencakup akses terhadap:
o Pendidikan berkualitas.
o Layanan kesehatan dasar.
o Sanitasi layak dan air bersih.
o Peluang pekerjaan yang memadai.

 Kemiskinan global dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berhubungan, antara lain:
1. Ketimpangan Ekonomi dan Sosial: Distribusi pendapatan yang tidak merata antara negara maju dan berkembang memperburuk kemiskinan.
2. Konflik dan Instabilitas Politik: Negara-negara yang dilanda perang memiliki tingkat kemiskinan yang jauh lebih tinggi.
3. Perubahan Iklim: Bencana alam seperti banjir, kekeringan, dan kenaikan suhu global memperburuk kondisi hidup masyarakat miskin.
4. Akses Terbatas terhadap Pendidikan dan Kesehatan: Kurangnya akses ke layanan dasar ini mempersempit peluang masyarakat untuk keluar dari kemiskinan.

Untuk mengatasi kemiskinan global, diperlukan pendekatan yang holistik dan kolaboratif. Beberapa strategi penting antara lain:
1. Investasi dalam Pendidikan dan Kesehatan: Pendidikan berkualitas dan akses layanan kesehatan dasar dapat memutus siklus kemiskinan antargenerasi.
2. Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Teknologi: Digitalisasi dan teknologi inklusif memungkinkan penciptaan lapangan kerja baru, khususnya di negara berkembang.
3. Pembangunan Berbasis Lingkungan Berkelanjutan: Mengatasi perubahan iklim melalui transisi energi hijau dapat melindungi masyarakat rentan dari bencana lingkungan.
4. Kolaborasi Internasional: Dukungan pendanaan dan kebijakan dari lembaga global seperti PBB, IMF, dan Bank Dunia menjadi kunci dalam mempercepat pengentasan kemiskinan.

 Kemiskinan global tetap menjadi tantangan serius yang memerlukan upaya kolektif dan berkelanjutan. Dengan data yang menunjukkan bahwa kemiskinan ekstrem masih menimpa ratusan juta orang, strategi inklusif dan kolaboratif diperlukan untuk mencapai target SDGs 2030. Pembangunan yang berfokus pada pendidikan, kesehatan, teknologi, dan keberlanjutan lingkungan diharapkan dapat menjadi kunci dalam upaya pengentasan kemiskinan di seluruh dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun