Kearifan lokal adalah bermacam kebudayaan yang tumbuh di masyarakat dan dikenal dipercayai, serta diakui. Kearifan lokal sangat penting, karena kearifan lokal sendiri dapat meningkatkan dan mengembangkan budaya serta nama dari daerah setempat.
Tim pengabdian masyarakat Departemen Kependidikan Sekolah Dasar & Prasekolah Universitas Negeri Malang (UM) yang diketuai Ni Luh Sakinah Nuraini S.Pd., M.Pd. mengadakan kegiatan pelatihan dengan tema "Pelatihan Pengembangan Suplemen Kurikulum Merdeka Berbasis Kearifan Lokal untuk Guru-guru SD di Kota Malang" pada bulan Agustus - September 2023.
Kegiatan pelatihan tersebut juga melibatkan akademisi lainnya dari UM yakni Puri Selfi Cholifah, S.Pd., M.Pd sebagai pemateri. Materi yang dipaparkan adalah seputar suplemen kurikulum merdeka, kearifan lokal di Kota Malang, dan bagaimana mengaitkan kearifan lokal ke dalam suplemen kurikulum merdeka. Pemateri lainnya, Fasilitator Sekolah Penggerak Jawa Timur, Ayu Chandra Astari, S. Pd, M. Pd menyampaikan paparan terkait kurikulum merdeka di SD.
Kegiatan tersebut dihadiri sekitar 25 orang guru dari beberapa SD yang tersebar di Kota Malang. Guru-guru tersebut tampak antusias mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh dosen Universitas Negeri Malang. Kegiatan ini diharapkan dapat membantu meningkatkan keterampilan para guru SD untuk mengembangkan modul ajar kurikulum merdeka berbasis kearifan lokal lingkungan sekitar.
"Mempertahankan kearifan lokal bukanlah soal yang mudah, untuk itu dalam mempertahankannya perlunya kita memasukkan kearifan lokal ke dalam pendidikan seperti dalam pembuatan modul ajar kurikulum merdeka agar nilai-nilainya tetap terjaga."
Setelah pemaparan materi selesai, peserta pelatihan diajak untuk membentuk 5 tim dalam menyusun modul ajar kurikulum merdeka berbasis kearifan lokal di Kota Malang. Sebelum memulai penyusunan modul ajar, setiap tim berdiskusi untuk menentukan kearifan lokal yang akan dikaitkan ke dalam modul ajar yang disusun.
Saat penugasan, peserta diberikan draft suplemen modul ajar untuk diisi yang berisi mata pelajaran, fase, capaian pembelajaran, elemen yang ada dalam kurikulum merdeka, tujuan pembelajaran, dan paling utama yakni kearifan lokal yang ditemukan di daerah sekitar, serta rencana suplemen yang dikembangkan.Â
Setelah pengisian draft penugasan, para peserta diberi kesempatan untuk memaparkan rencana mereka terkait pengembangan modul ajar berbasis kearifan lokal ini. Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan hasil pengembangan modul ajar kurikulum merdeka berbasis kearifan lokal dari masing-masing tim disertai dengan sesi masukan dan saran dari pemateri maupun peserta lainnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H