Bandung Barat, Jumat (23/07), Mahasiswa KKN Undip di Desa Cililin melaksanakan kegiatan peningkatan minat literasi dan numerasi sains bagi remaja usia sekolah dengan cara sosialisasi dan edukasi pembuatan herbarium yang dilengkapi QR Code. Objek yang dijadikan herbarium meliputi tanaman obat keluarga dan warung hidup di lingkungan sekitar rumah. Kegiatan ini juga bertujuan sebagai media pembelajaran yang mempermudah remaja usia sekolah memahami materi IPA atau Sains.
Penetapan kebijakan sekolah daring oleh pemerintah Kabupaten Bandung Barat menuai pro kontra bagi siswa, terutama remaja usia sekolah.Â
Laporan survei pendahuluan yang dilakukan kepada remaja usia sekolah di Desa Cililin menunjukkan bahwa mayoritas siswa mengalami kendala dalam belajar online, di antaranya adalah kesulitan menyerap dan memahami materi pelajaran karena daring, keterbatasan guru dalam menjelaskan materi, keterbatasan internet serta orang tua yang juga tidak bisa sepenuhnya mendampingi anaknya belajar. Selain itu, siswa lebih sering mendapatkan tugas dari gurunya sehingga mereka semakin malas belajar dan minat mereka untuk berliterasi juga semakin menurun di masa pandemi Covid-19 ini.
Berdasarkan latar belakang itu, Silvana Nurulfauziyyah Indahsari (21) yang tergabung sebagai mahasiswa peserta KKN Undip tahun 2021 berinovasi untuk membuat media pembelajaran IPA yang menyenangkan dan dapat dilakukan dengan mudah di rumah.Â
Kegiatan edukasi pembuatan herbarium tanaman obat keluarga dan warung hidup yang dilengkapi QR Code bertujuan untuk meningkatkan minat literasi sains remaja usia sekolah di Desa Cililin serta sebagai perwujudan program yang sesuai tujuan SDGs pendidikan berkualitas. Hasil pembuatan herbarium juga nantinya bisa menjadi peluang bisnis bagi remaja usia sekolah di masa pandemi Covid-19.
Pelaksanaan edukasi dan sosialisasi secara daring berlangsung selama 3 hari mulai hari Jumat (23/07) hingga Minggu (25/07) melalui platform grup whatsapp. Remaja usia sekolah di Desa Cililin selaku peserta kegiatan turut aktif dalam kegiatan ini dan acara berlangsung lancar.Â
Materi edukasi yang dijelaskan meliputi 3 topik utama, yaituÂ
(1) pengenalan tanaman obat keluarga dan warung hidup,Â
(2) manfaat herbarium, danÂ
(3) pembuatan herbarium. Kegiatan juga mencakup sesi diskusi dan tanya jawab.