Menggali Nilai Toleransi dalam Film Semes7a Bersama KKN Moderasi Beragama UIN Walisongo Posko 51 Tlogosasi Kulon

Semarang, 10 Agustus 2024. Dalam rangka memperkuat nilai toleransi antar umat beragama di Kelurahan Tlogosari Kulon KKN Moderasi Beragama UIN Walisongo Semarang posko 51 adakan nonton bersama (nobar) dan bedah film "Film Semes7a" bersama tokoh agama dan anggota karang taruna Tlogosari Kulon. Dengan pemateri Bapak Anung Trirumantyo selaku tokoh agama Kristen, Bapak Inangah Gunada selaku tokoh agama Hindu, dan Bapak Hartono selaku tokoh agama Islam.

Acara ini diadakan di Pura Amerta Sari, RW 18, Kelurahan Tlogosari Kulon, yang mana dihadiri oleh anggota karang taruna, pihak kelurahan, ketua LPMK, dan BABINSA. Acara ini dilaksanakan pada pukul 19.30 sampai dengan selesai.
Dari film dokumenter semesta bahwasanya semua agama mengajarkan kebaikan, baik antar manusia maupun alam. Dengan adanya toleransi dan moderat maka antar manusia bisa menjaga lingkungan alam sekitar.
"Dengan diadakannya acara seperti ini bertujuan untuk mempererat nilai toleransi antar umat beragama yang ada di Kampung Pancasila". Ujar Bapak Hananto Lesworo selaku Lurah Tlogosari Kulon.
Alam memiliki peran penting dalam kehidupan beragama dan seringkali dianggap ciptaan Tuhan yang harus dijaga dan dihormati karena dengan menjaga keseimbangan alam merupakan bagian dari tanggung jawab spiritual manusia.
"Ditengah- tengah agama adalah alam, dengan menjaganya secara seimbang maka yang masuk ke tubuh kita akan menjadi thayyib (baik) dan perbuatan buruk pada manusia itu bukan perbuatan tuhan melainkan dalam diri kita sendiri."Ujar Bapak Hartono selaku tokoh agama Islam.
Perayaan nyepi tidak hanya memiliki makna spiritual bagi umat hindu, selain juga untuk memberikan dampak lingkungan yang siginifikan dan positif serta menunjukan tradisi budaya dapat berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan keberlanjutan lingkungan.
"Dalam hindu ibadah nyepi selama 24 jam bisa menghemat 1 jt liter bahan bakar dan bisa mengurangi dampak negatif yaitu mengurangi global warming." Ujar Bapak Inangah Gunada selaku tokoh agama Hindu.
Dalam kehidupan harus menghormati perbedaan agama karena toleransi beragama itu berarti menerima dan menghargai keyakinan orang lain, meskipun berbedda dengan keyakinan kita sendiri.  Dengan adanya toleransi antar umat beragama mesyarakat bisa hidup rukun tanpa konflik berdasarkan perbedaan Bergama.
"Selain harus bertoleransi dengan agama, kita juga harus bertoleransi dengan alam, moderasi dengan lingkungan yang berada ditengah- tengah tanpa memihak siapapun supaya kita bisa hidup dengan damai." Ujar Bapak Anung Trirumantyo selaku tokoh agama Kristen.
Harapannya dengan adanya kegiatan bedah film dokumenter semesta ini, dapat memperdalam dan memperkuat nilai- nilai toleransi antar umat beragama yang ada di Kelurahan Tlogosari Kulon. Dan semoga dapat menjadi inspirasi teman-teman semua bahwasannya walaupun berbeda beda dalam keyakinan, setiap orang dapat bekerja sama untuk tujuan yang sama yaitu menjaga bumi. Serta menekankan pentingnya toleransi dan kerjasama antar umat beragama di Indonesia.