Mohon tunggu...
Silva dwiardiya
Silva dwiardiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya,buat kue dan saya suka mengedit suatu video atau pun foto

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Payung Teduh

7 November 2024   22:05 Diperbarui: 7 November 2024   22:07 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Payung Teduh

Di bawah payung teduh,
kau dan aku bernaung sejenak,
dari hujan yang datang tanpa suara,
membasahi bumi,
membasahi hati yang lama kering.

Rintikannya adalah lagu lama,
yang hanya kita mengerti,
di antara segala kebisingan dunia,
ada damai yang sederhana,dalam tiap tetes yang jatuh perlahan.

Payung ini, bukan hanya pelindung,
ia adalah ruang tanpa kata,
tempat kita berbagi keheningan,
menatap langit yang tak lagi kelabu,
mendengarkan suara yang hanya milik kita.

Di bawah payung teduh,
aku menemukan rumah,
bukan dalam dinding atau atap,
tapi dalam dekapmu yang penuh arti,
tempat di mana segala hujan pun
tak lagi menakutkan.

Dan ketika hujan reda,
payung itu tak akan pergi,
ia tetap ada,
di dalam hati yang telah penuh
dengan kenangan kita yang tak akan basah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun