Malaikat cantik itu aku panggil Ibu. Tiada senyum yang paling manis selain senyumannya, tiada tawa yang paling membahagiakan selain tawanya, tiada mata yang paling teduh selain mata indahnya....
Seorang wanita karier yang tidak pernah lalai akan kewajibannya sebagai seorang Ibu. Selalu memberikan kenyamanan dan kehangatan seperti saat berada didalam rahimnya. Dan yang terpenting, beliau siap kapanpun untuk membela anak-anaknya.
Beliau tau bagaimana caranya untuk memberikan kasih sayang. Walaupun tidak selalu adil......
Ibuku pernah bercerita, dulu setiap malam aku tidak pernah berhenti menangis. Dan beliau bilang, beliau selalu terjaga untuk menemaniku. Tanpa kenal lelah dan menghiraukan rasa kantuknya, beliau rela melakukan hal tersebut. Beliau bilang bahwa makhluk tak terlihat sering sekali menggangguku. Dan sampai saat ini aku masih merasa sangat bersalah atas terbuangnya waktu tidur beliau pada saat itu.
Dan ketika aku berkata “Ibu, aku berbeda dari anak-anak lain”, beliau hanya membalas dengan kalimat terindahnya “Kamu tetep anak Ibu kok”. Seberapapun kekurangan kita, seberapapun kelebihan kita, Ibu adalah orang pertama yang akan selalu menerima kita apa adanya. Beliau akan mencintai anak-anaknya tanpa syarat. Trust me :)
Setiap Ibu pasti mempunyai harapan untuk buah hati tercintanya....
Harapan itu tersirat....
Tanpa melalui kata-kata, tanpa melalui pembicaraan. Tapi melalui tindakan, pikiran, dan batin.
Simple aja.. Batin seorang Ibu terhadap anaknya sangat kuat. Hanya dengan menatap matanya aku bisa tau harapan-harapan apa yang beliau dambakan dari anak-anaknya.
Salah satu yang selalu aku ingat adalah :
"Ibu tau semua yang kamu punya, tapi Ibu belum tentu tau apa yang kamu mau. Jika kamu temukan apa yang kamu mau, semoga hal tersebut tidak hanya membahagiakan untuk dirimu, tapi juga untuk orang lain. Selalu libatkan Tuhan, selalu libatkan orang lain, selalu bantu orang lain, karena hidup bukanlah tentang kesenangan diri sendiri. Ingat pesan nenek? Dimasa depan nanti kamu akan tumbuh sebagai seorang penyembuh. Ibu tidak menyuruhmu menjadi dokter, hanya saja Ibu berharap kamu dapat menyembuhkan "hati" orang-orang yang sedang terluka. Hiduplah dengan bahagia."
Singkat kata seperti itulah bunyinya..
Bahagia? Memang cuma satu kata. Semoga mewujudkannya sesederhana melafalkannya.
Loving you always, Mom :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H