Menjadi Sarjana dan Kemampuan Melakukan Practical Value Rationality
Dalam dunia akademik, gelar sarjana sering kali dianggap sebagai tonggak penting dalam kehidupan seseorang. Gelar ini bukan hanya sebagai simbol kelulusan dari jenjang pendidikan tinggi, tetapi juga sebagai bukti bahwa seseorang telah mencapai tingkat pemahaman tertentu dalam disiplin ilmu yang dipelajari. Namun, banyak yang berpendapat bahaw yang memiliki gelar akademik saja tidak cukup. Dalam menghadapi tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menerapkan practical rationality sangatlah penting. Artikel ini akan mengeksplorasi mengapa sarjana membutuhkan keterampilan ini dan bagaiman sarjana bisa mengembangkan kemamppuan practical value rationality.
What
Definisi Practical Value Rationality
Practical Value Rationality atau rasionalits nilai praktis adalah konsep yang mengacu pada tindakan atau keputusan yang didasarkan pada nilai-nilai yang dipandang sebagai bermanfaat dalam kehidupan seahari-hari dan bukan sekedar pada nilai-nilai etis atau moral yang abstrak. Dalam pendekatan ini, nilai rasionalitas seseorang dinilai dari seberapa baik tindakan mereka dapat mencapai tujuan-tujuan praktis yang diinginkan, bukan hanya dari kepatuhan terhadap prinsip-prinsip moral atau ideologi tertentu.
Max Weber, seorang sosiologi Jerman yang terkenal, mengkalsifikasikan rasionalitas menjadi empat tipe, salah satunya adalah rasionalitas instrumental (di mana practical value rationality dapat ditempatkan di dalamnya). Menurut Weber, rasionalitas instrumental berkaitan dengna pemilihan sarana yang paling efisien untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks ini, seseorang tidak hanya mempertimbangkan nilai moral atau etis, tetapi lebih kepada bagaimana nilai-nilai tersebut diterapkan secara efektif dan efisien dalam mencapai hasil yang diinginkan. Dalam rasionalitas nilai praktis, penekanan diberikan pada utilitas, efisiensi, dan hasil yang dapat diukur dalam kehidupan sehari-hari.
Karakteristik Practical Value Rationality
- Pragmatisme dalam Keputusan
Orang yang bertindak berdasarkan rasionalitas nilai praktis sering kali lebih pragmatis dalam membuat keputusan. Mereka lebih fokus pada apa yang berfungsi secara efektif dalam situasi konkret, daripada memikirkan nilai-nilai ideal atau doktrin moral yang mungkin tidak selalu relevan dengan situasi yang dihadapi. Mereka melihat hasil yang praktis sebagai ukuran keberhasilan, bukan kepatuhan pada aturan atau norma moral tertentu.
- Keterkaitan dengan Efisiensi
Efisiensi menjadi fokus utama dalam rasionalitas ini. Tindakan dinilai berdasarkan seberapa efisien mereka dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Ini berbeda dengan rasionalitas nilai substantif, di mana tindakan dinilai berdasarkan seberapa baik mereka mencerminkan atau sesuai dengan nilai-nilai etis atau moral yang lebih tinggi. Dalam konteks practical value rationality, orang memilih tindakan yang paling cepat, murah, dan efektif untuk mencapai hasil yang diinginkan.
- Kontekstual
Rasionalitas ini sangat tergantung pada konteks dan situasi spesifik. Tindakan yang rasional dalam satu konteks mungkin tidak rasional dalam konteks lain, tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Misalnya, dalam konteks bisnis, seorang manajer mungkin memilih strategi yang paling menguntungkan secara finansial, meskipun strategi tersebut mungkin tidak sesuai dengan nilai-nilai moral tertentu.
- Kepentingan Hasil yang Dapat Diukur
Practical value rationality menekankan pentingnya hasil yang dapat diukur secara konkret. Ini berarti bahwa tindakan yang rasional adalah tindakan yang dapat menghasilkan keuntungan atau pencapaian yang nyata, seperti peningkatan keuntungan, efisiensi operasional, atau kemudahan dalam mencapai tujuan tertentu. Hal ini sejalan dengan pendekatan pragmatis yang menilai segala sesuatu berdasarkan manfaat praktisnya.
Why