Mohon tunggu...
Silmy Mauli
Silmy Mauli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Penggemar Topik Film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Budaya "Spill" Netizen Jebak Eiger dalam Sekali Kiriman

2 Januari 2022   14:47 Diperbarui: 2 Januari 2022   14:49 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Fenomena “Spill the Tea” di Media Sosial (sumber: freepik.com)

Budaya spill merupakan salah satu kata populer yang berarti menggosip. Budaya ini merupakan bentuk kebiasaan manusia sebagai makhluk sosial di lingkungannya. Menurut paradigma naratif yang dikemukakan Walter Fisher (dalam Griffin, 2011: 308), manusia pada dasarnya adalah makhluk pencerita. Spill dalam bahasa Indonesia berarti tuang, netizen menyerap makna dari ungkapan dalam bahasa Inggris “spill the tea” atau tuangkan tehnya, yang berarti “ceritakan gosipnya”.

Pada 28 Januari 2021, terdapat seorang YouTuber sekaligus pengguna Twitter dengan nama akun @duniadian berkicau tentang Eiger, merek alat outdoor ternama di Indonesia. Dian menulis, “Halo @eigeradventure jujur kaget saya dapat surat begini dari anda. Lebih kaget lagi baca poin keberatannya. Saya kan review produk gak anda endorse. Kalau anda endorse atau ngiklan boleh lah komplen begitu. Lha ini beli, gak gratis, lalu review pake alat sendiri.”

Tulisan tersebut disertai dengan foto surat keberatan yang dikirim Eiger untuk Dian Widiyanarko terkait dengan video yang diunggahnya. Sebelumnya, Dian membuat video review produk kacamata Eiger di kanal YouTube pribadinya. Pihak Eiger dalam surat keberatan tersebut menyebutkan bahwa video yang dibuat Dian terlihat kurang memadai, sehingga dianggap dapat mengubah penilaian konsumen terhadap produk. Padahal, Dian tidak sedang membuat video iklan yang didukung langsung oleh Eiger. Alat-alat untuk me-review produk tersebut juga miliknya pribadi, standar, bukan bintang lima.

Surat Keberatan dari PT Eigerindo Untuk Dian Widiyanarko, (sumber: Kompas.com)
Surat Keberatan dari PT Eigerindo Untuk Dian Widiyanarko, (sumber: Kompas.com)

Dikutip dari Kompas (disini), surat keberatan tersebut menuai reaksi negatif dari netizen Twitter. Pembahasan mengenai "Eiger" memuncaki daftar trending topic di media sosial Twitter, Jumat (29/1/2021) siang. Setidaknya 52.000 lebih tweet dari warganet yang membahas topik soal "Eiger".

Kita mengetahui bahwa masyarakat hari ini hidup di dunia digital yang memungkinkan segala informasi cepat menyebar. Ada kisah dimana seorang anak yang telah hilang bertahun-tahun dapat ditemukan oleh netizen Twitter dalam 24 jam. Ada pula kisah seorang kakek penjual gorengan langsung laris manis akibat viral pada sebuah video yang diunggah netizen. Pada kasus lain, seorang korban pelecehan seksual yang memberanikan diri untuk spill dan speak-up juga berhasil diselamatkan netizen setelah lama dianggurkan oleh pihak berwajib.

Tidak lain pada kasus PT Eigerindo yang langsung terjebak dalam serbuan netizen. Masalahnya, bukan hal positif yang naik ke permukaan, melainkan suatu hal yang kurang menyenangkan oleh sebuah brand besar yang terungkap jelas dan ini sangat riskan membawa citra negatif perusahaan.

Sebenarnya, ada kemungkinan sewaktu Eiger mengirim surat keberatan kepada YouTuber yang me-review produknya secara kurang “proper”, lalu sang YouTuber tidak menggubris, bahkan tidak spilling di Twitter. Mungkin tidak akan ada kasus yang meluas seperti demikian. Namun sayangnya, Dian adalah salah satu dari beberapa netizen pemberani, Ia berani mengungkap kesalahan dari perusahaan ternama. Pada akhirnya, ia pun mendapatkan banyak dukungan dari netizen bahkan beberapa influencer.

Selanjutnya, pada hari yang sama CEO Eiger, Ronny Lukito menanggapi reaksi negatif tersebut dengan pernyataan langsung yang dikirim ke wartawan Kompas (28/1/2021). Penyataan tersebut berisi tentang permintaan maaf pada YouTuber Dian. Niat hati ingin memberi saran, namun Eiger telah menyampaikannya dengan cara yang tidak tepat. Bahkan isi video review yang dibuat Dian berisi ulasan positif bukan menjelek-jelekkan, tetapi pihak Eiger malah menyarankan Dian untuk menghapus videonya. Kedepannya, kata Dian, ia tidak akan membeli atau membuat video ulasan dari produk-produk Eiger lagi. Terkait video yang diminta untuk dihapus, ia tidak akan menghapusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun