Pekerja pers saat ini semakin mengandalkan algoritma media sosial untuk mendistribusikan berita. Algoritma ini biasanya menyesuaikan konten sesuai dengan preferensi masing-masing pengguna.Â
Algoritma media sosial yang digunakan di platform seperti Facebook, Instagram, dan X (Twitter) cenderung mengutamakan konten dengan banyak interaksi, seperti likes, share, dan komentar. Hal ini memberikan pengaruh besar pada independensi pers dan kualitas berita yang disajikan.
Penggunaan algoritma memang mempermudah akses ke audiens yang lebih besar, tetapi di sisi lain juga menimbulkan berbagai tantangan yang dapat mengancam independensi serta kualitas jurnalisme.
Ketergantungan ini bisa mengancam kebebasan pers, karena berita yang disampaikan mungkin menjadi bias dan kurang objektif.Â
Dampak dari ketergantungan algoritma ini bisa menyebabkan pekerja pers merasa tertekan untuk menyesuaikan konten mereka dengan algoritma agar dapat menjangkau audiens yang lebih luas. Hal ini dapat mengarah pada penurunan kualitas jurnalisme dan menghambat inovasi dalam penyampaian berita. Adapun dampak terhadap kualitas berita seperti minimnya kedalaman analisis tekanan untuk memproduksi konten yang cepat dan menarik bisa mengurangi kesempatan untuk melakukan investigasi mendalam dan analisis kritis terhadap suatu masalah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H