Mohon tunggu...
Silmi Kaffah
Silmi Kaffah Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Jakarta

Mahasiswa program studi Jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Enam Unsur Dakwah: Kunci Menuju Dakwah yang Sukses dan Berdampak

13 Juni 2024   18:36 Diperbarui: 13 Juni 2024   18:54 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oleh: Syamsul Yakin dan Silmi Kaffah (Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Memahami ruang lingkup dakwah secara menyeluruh bagaikan memiliki peta yang lengkap untuk menavigasi proses dakwah dengan efektif. Cakupan materi, elemen-elemen pembentuk, sasaran, faktor pendukung, dan hubungan dengan ilmu lain menjadi kunci untuk merumuskan strategi dakwah yang tepat sasaran dan membuahkan hasil yang optimal.

Dakwah, dalam bahasa Arab, berarti memanggil dan menyeru. Dalam konteks ini, dakwah melibatkan interaksi antara dua pihak: da'i (orang yang berdakwah) dan mad'u (orang yang didakwahi). Oleh karena itu, dakwah dapat dipahami sebagai suatu upaya kerja dan karya besar yang dilakukan oleh manusia.

Secara ontologis, makna dakwah yang paling dalam adalah suatu bentuk komunikasi yang unik, di mana seorang mubaligh menyampaikan pesan-pesan yang berdasarkan ajaran al-Qur'an dan al-Sunah. Tujuan dakwah adalah agar komunikan dapat melakukan amal saleh sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan.

Dalam perspektif epistemologis, dalil tentang dakwah dapat ditemukan dalam al-Qur'an dan al-Hadits. Oleh karena itu, sumber pengetahuan yang dapat digunakan untuk melaksanakan dakwah adalah metode bayani, yang menjelaskan persoalan dakwah dengan menggunakan ayat-ayat al-Qur'an yang diperjelas oleh ayat lain, atau ayat al-Qur'an yang diperjelas oleh hadits Nabi, serta hadits Nabi yang diperjelas oleh hadits lain.

Dalam perspektif aksiologis, dakwah memiliki manfaat yang signifikan. Jika dilihat dari ayat dan hadits tentang dakwah, manfaat dakwah dapat dibagi menjadi tiga. Pertama, manfaat bagi da'i (orang yang berdakwah) adalah kewajiban berdakwah telah terpenuhi dan mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat.

Dakwah juga meliputi berbagai bentuknya. Ada tiga bentuk dakwah. Pertama, dakwah bil lisan, yang berarti dakwah melalui lisan. Bentuk ini bersifat verbal dan berfokus pada tiga pokok ajaran Islam, yakni akidah, ibadah, dan akhlak. Kedua, dakwah bil hal, yang menekankan pada aksi dan berbagai bidang seperti sosial, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lain-lain.

Dakwah bilhal memiliki efek dakwah yang lebih signifikan dibandingkan dengan dakwah bil lisan. Hal ini karena mad'u dapat merasakan langsung hasil aksi dakwah. Dakwah bilhal tidak berupa diskusi, ceramah, atau hikmah, tapi melalui aksi nyata di lapangan. Bentuk dakwah lainnya adalah dakwah bil qalam, yang berarti berdakwah dengan tulisan atau menulis. Inilah yang sering disebut dakwah literasi dan literasi dakwah.

Dakwah memiliki enam unsur yang saling terkait dan tidak berdiri sendiri. Unsur pertama adalah dai, yang harus memiliki kemampuan intelektual dan spiritual serta menjadi role model bagi mad'u. Unsur kedua adalah mad'u, yang dapat berasal dari berbagai lapisan sosial. Unsur ketiga adalah materi dakwah, yang terdiri dari akidah, syariah, dan akhlak yang digali dari al-Qur'an, hadits Nabi, dan karya ulama. Unsur keempat adalah media dakwah, yang terus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Unsur kelima adalah metode dakwah, yang meliputi bilhikmah, ceramah, dan diskusi. Unsur keenam adalah efek dakwah, yang adalah hasil yang dicapai melalui teknik, metode, strategi, dan pendekatan tertentu.

Dakwah mencakup berbagai aspek, termasuk pendekatan, strategi, metode, dan teknik. Pendekatan dakwah merujuk pada cara memandang permasalahan sakwah, seperti sosial, budaya, dan agama, untuk menentukan jalur dakwah yang efektif.

Strategi dakwah melibatkan perencanaan yang rinci dan didesain, seperti pendekatan personal, rasional, dan spiritual. Metode dakwah, sebaliknya, adalah pemilihan cara dakwah yang tepat, seperti yang disebutkan dalam Al-Qur'an (An-Nahl 125) dan hadits Nabi. Teknik dakwah, yang terakhir, melibatkan praktik yang komprehensif dan sistematis dalam menggunakan metode dakwah dari awal hingga akhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun