Mohon tunggu...
Silmi Hakiki
Silmi Hakiki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bimbingan dan Koseling Islam Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung

Music Enthusiast | Berfikir Global Bertindak Lokal

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bimbingan Pra Nikah Sebagai Salah Satu Upaya Menepis Ungkapan Marriage is Scary

18 Desember 2024   08:33 Diperbarui: 18 Desember 2024   08:33 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Oleh: Silmi Hakiki 

Akhir-akhir ini di media sosial muncul tren salah satu tagar yang berbunyi Marriage is Scary yaitu konten yang memperlihatkan ketakutan seseorang terhadap kehidupan pernikahan, baik itu berupa pengalaman pribadi, pendapat atau hanya perspektifnya saja. Fenomena ini cukup banyak memberikan dampak, khususnya terhadap pola pikir anak muda yang ada di rentang usia pernikahan akan ketakutannya kelak ketika sudah berumah tangga. Namun disamping itu, adanya tren ini juga memberikan banyak pelajaran bagi semua kalangan baik itu yang sudah menikah dan yang akan menikah bahwa kita bisa menghindari kehidupan rumah tangga yang menakutkan, dengan memupuk pengetahuan mengenai dunia pernikahan yang bisa didapatkan melalui program bimbingan pra nikah.

Pendidikan pra nikah atau bimbingan perkawinan (binwin) adalah proses pemberian bantuan kepada calon pengantin (catin) untuk mempersiapkan diri sebelum menikah. Tujuannya adalah untuk memberikan bekal pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan penumbuhan kesadaran tentang kehidupan rumah tangga. Terdapat beberapa hal yang disampaikan dalam bimbingan pra nikah ini diantaranya adalah komunikasi, manajemen keuangan, kesehatan reproduksi, fiqih munakahat, kewajiban dan hak suami istri, psikologi keluarga serta penyelesaian konflik. Setelah catin mendapatkan materi-materi tersebut, diharapkan mereka mampu menyelesaikan beragam tantangan kehidupan rumah tangga yang tentunya penuh dengan dinamika. Karena tidak jarang pasangan yang minim pengetauan berpotensi lebih besar terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) atau bahkan sampai berujung pada perceraian.

Maka dari itu, sebagai individu yang memiliki kesadaran penuh akan kehidupan selanjutnya yaitu kehidupan rumah tangga, diharapkan mampu mempersiapkan diri secara maksimal baik itu dari segi fisik, mental dan finansial supaya impian keluarga sakinah, keluarga yang harmonis, tidak hanya menjadi angan belaka, tetapi mampu diwujudkan bersama pasangan tercinta. Sehingga ungkapan Marriage is Scary tidak lagi membuat kita takut, khawatir apalagi cemas berlebihan, melainkan menjadi sebuah pengingat bahwa banyak sekali hal yang harus dipersiapkan dari sekarang sebelum mengarungi bahtera rumah tangga.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun