Mohon tunggu...
Silmi Fuadi
Silmi Fuadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universe

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Komunikasi Sosial Pemerintah RI dalam Mencegah Hoaks Vaksinasi Covid-19

16 Juli 2021   08:56 Diperbarui: 16 Juli 2021   09:10 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di Indonesia mengakibatkan terjadinya berbagai polemik di Masyarakat. Kasus harian yang mencapai puluhan ribu membuat sebagian masyarakat menjadi takut untuk terkena dampak dari wabah pandemi ini.


Kasus Covid-19 yang tak kunjung surut di negara ini membuat munculnya konspirasi-konspirasi yang beredar luas di masyarakat. Upaya pemerintah dalam menangani kasus ini dinilai lamban oleh masyarakat. Fokus pemerintah saat ini yaitu mengedukasi dan mensosialisasikan kepada masyarakat perihal vaksinasi Covid-19 yang berguna untuk menekan jumlah kasus Covid-19.


Pemerintah melalui media digital maupun online telah menghimbau kepada masyarakat agar mau ikut serta dalam mensukseskan vaksinasi Covid agar wabah ini segera berakhir, namun tak sedikit berita Hoaks yang beredar di masyarakat yang menimbulkan keraguan sehingga masyarakat enggan untuk divaksin.


Berbagai kabar burung yang beredar di media sosial seperti WhatsApp Grup telah menyesatkan masyarakat tentang vaksinasi ini, beberapa berita Hoaks vaksinasi yang beredar diantaranya :
1. Vaksin mengandung Microchip Magnetik
Hal ini telah dibantah langsung oleh pemerintah melalui laman https://covid19.go.id/, Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia). Tidak ada microchip magnetik dalam vaksin Covid-19. Para ahli mengatakan reaksi magnetis sebagai efek samping vaksin sama sekali tidak berdasar.


2. Vaksin tidak aman dan punya efek samping yang merugikan.
Menurut dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid selaku Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes RI, vaksin yang digunakan sudah melalui uji klinis bertahap hingga terjamin aman, halal, dan efektif. Distribusi dan penyimpanan vaksin juga sesuai dengan standar prosedur operasional agar kualitasnya tetap terjaga.


3. Vaksin menyebabkan asma atau alergi
Faktanya tidak ada bukti ilmiah yang menyebutkan bahwa vaksin dapat menyebabkan penyakit asma atau alergi, justru penderita asma dianjurkan untuk vaksin karena penyakit seperti pertusis dan flu dapat memperburuk kondisi asma.


Pemerintah menghimbau agar masyarakat mempercayai berita yang memiliki sumber dan bukti yang jelas, terkait berita seputar vaksinasi pemerintah telah menyediakan website resmi Kemenkes RI dan akun resmi media sosial Kemenkes RI yaitu facebook, instagram, twitter, dan youtube.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun