Di era modern yang ditandai dengan perkembangan teknologi dan perubahan sosial yang cepat, kualitas pendidikan menjadi salah satu pilar utama untuk mempersiapkan generasi yang kompeten dan adaptif. Salah satu kunci peningkatan kualitas pendidikan adalah melalui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi tenaga pendidik dan kependidikan. Diklat tidak hanya sekadar kegiatan formal, tetapi juga merupakan upaya strategis untuk membekali tenaga pendidik dan kependidikan dengan kompetensi yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Esensi diklat terletak pada kemampuannya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional tenaga pendidik dan kependidikan. Dalam konteks tenaga pendidik, diklat membantu meningkatkan kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian. Guru yang telah mengikuti pelatihan berkualitas cenderung lebih inovatif dalam mengelola pembelajaran, mampu memanfaatkan teknologi pendidikan, dan responsif terhadap kebutuhan siswa.
Sementara itu, bagi tenaga kependidikan, diklat bertujuan untuk meningkatkan keterampilan manajerial, teknis, dan administratif yang mendukung efisiensi operasional sekolah. Staf administrasi yang terlatih, misalnya, dapat mengelola data sekolah dengan lebih akurat dan efektif, sehingga menciptakan sistem pendidikan yang terorganisasi dengan baik.
Namun, pelaksanaan diklat sering menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan anggaran, rendahnya partisipasi peserta, serta kurangnya pengawasan terhadap dampak pelatihan. Tanpa evaluasi yang memadai, diklat berisiko hanya menjadi formalitas tanpa memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, model evaluasi seperti Kirkpatrick Model dapat digunakan untuk mengukur efektivitas pelatihan pada berbagai level, mulai dari kepuasan peserta hingga dampaknya terhadap kinerja individu dan organisasi.
Di era revolusi industri 4.0, kebutuhan akan diklat berbasis teknologi semakin mendesak. Program pelatihan seperti e-learning, webinar, dan lokakarya digital membuka peluang bagi tenaga pendidik dan kependidikan untuk belajar kapan saja dan di mana saja. Selain itu, diklat berbasis teknologi memungkinkan akses materi pelatihan yang lebih luas dan beragam, sesuai dengan kebutuhan individu dan institusi.
Pada akhirnya, pendidikan dan pelatihan adalah investasi jangka panjang untuk menciptakan tenaga pendidik dan kependidikan yang kompeten dan profesional. Dengan pelaksanaan diklat yang terarah dan berkelanjutan, mutu pendidikan nasional dapat ditingkatkan, sekaligus menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks. Diklat bukan hanya kebutuhan, tetapi juga fondasi untuk menciptakan pendidikan yang relevan, adaptif, dan berkualitas tinggi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI