Pada tahun 2020 bulan maret indonesia mengalami fenomena virus yang sangat berbahaya yang disebut Covid 19, virus ini terbilang virus yang plaing bahaya karena virus tersebut dapat memakan korban banyak sehingga dengan adanya virus covid 19 ini perekonomian di indonesia tentunya sangat menurun.Â
Mengapa perekonomian di indonesia menurun semenjak adanya virus covid 19 ini ? karena dengan adanya virus covid 19 ini semua pekerjaan di berhentikan hampir 1 tahun lebih lamanya dengan tujuan agar tidak bertambah banyak kasus covid 19.Â
Pandemi juga berdampak sangat besar terhadap perekonomian indonesia seperti halnya menurunnya konsumsi rumah tangga atau daya beli masyarakat yang melemah, sehingga masyarakat mengalami penurunan daya beli yang sangat signifikan dan juga PPKM yang terus berlanjut dengan berbagai peraturan yang ketat dapat menghambat aktifitas ekonomi masyarakat. Regulasi pengetatan diberbagai sektor dari aturan PPKM dapat mempengaruhi naik turunnya sektor ekonomi.
Selain itu adapun dampak covid 19 bagi perekonomian indonesia yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan ekonomi nasional adalah menurunnya angka investasi di berbagai sektor usaha. Pandemi covid 19 memiliki ketidakpastian yang mengakibatkan masyarakat ragu untuk memulai suatu investasi, bukan hanya masyarakat namun pengusaha pun juga merasa ragu untuk berinvestasi.Â
Keraguan berinvestasi mengakibatkan dunia usaha tidak berjalan seperti yang telah diharapkan, mulai dari investasi di sektor pariwisata, hiburan, seni budaya, travel, transportasi, kuliner, yang dahulu cukup rame di daerah wisatawan seperti halnya daerah yogyakarta, bali dll. PPKM juga yang membatasi pergerakan dibidang destinasi wisata sebagai contohnya runtuh investasi usaha dikala pandemik.
Selanjutnya dampak covid 19 di indonesia yaitu pelemahan ekonomi di suatu daerah dan nasional, mulai dari turunnya penerimaan pajak, lambatnya pertmbuhan ekonomi juga menjadi tantangan bagi pemerintah disaat pandemik.
Sektor pajak juga mempengaruhi pendapatan yang diterima pemerintah, hal ini cukup menghambat pendanaan program yang telah di rancang, dengan kondisi pandemi yang menuntut adanya pembatasan mobilitas dan aktivitas juga mendorong adanya realokasi anggran dan refocusing anggaran yang didasari dengan tekanan pendapatan yang tidak sesuai dengan proyeksi sebelumnya.
Disusun Oleh :
Silfiya Agustin
Prodi : Ekonomi Pembangunan
Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang
