Mohon tunggu...
Silfi Fatayani
Silfi Fatayani Mohon Tunggu... -

dalam hidup hanya ada satu pilihan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pandangan Abstrak tentang Cinta

24 Agustus 2011   01:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:31 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

setiap orang punya pandangannya masing-masing tentang cinta atau kisah yang selalu menyebutkan kata cinta, bahkan yang aku yakini mereka tidak tahu pengertian yang sebenarnya dari cinta ? dan yang menyebabkan mereka sampai sekarang dibuat mabuk oleh hal semacam CINTA? aku mendapatkan sebuah pemikiran ini, ketika ada salah seorang adikku bertanya, “ta apa sich cinta itu?” jujur sampai saat ini aku tidak mengerti apa artinya itu? walaupun aku sudah bergonta-ganti pacar tapi aku belum pernah menemukan makna cinta yang sebenarnya, sampai saat ini aku masih meyakini bahwa cinta itu mempunyai pengertian yang abstrak, dan warnanya abu-abu bukan pink seperti yang diilustrasikan oleh orang-orang kebanyakan, ntah apa penyebab aku meyakini hal itu tapi yang aku tahu pasti aku belum pernah merasakan ketulusan cinta yang digambarkan oleh orang-orang di layar televisi, novel, ataupun lagu-lagu yang diciptakan oleh para musisi yang memuja cinta. Ntah mengapa orang dengan gampangnya menyebut cinta, apakah itu hanya hasrat sesaat yang diungkapkan seseorang kepada kekasih mereka, ntah itu hanya kamuflase saja atau bisa dikatakan hanya untuk kepentingan sesaat saja?

Aku,termasuk orang yang tidak percaya dengan cinta karena selama perjalanan hidupku aku belum mengerti benar apa itu cinta. Yang aku tahu saat ini tidak ada cinta setulus cinta ibu kepada anaknya, atau cinta orang tua kepada anaknya, karena cinta mereka tidak mengharapkan apa-apa. Aku banyak melihat sebagian orang yang bisa dikatakan menderita karena “cinta” dan yang tidak membuatku habis pikir kenapa cinta itu harus ada? Kenapa dikatakan dengan cinta? Dan kenapa “mereka” mau berjuang demi cinta, yang biasa disebut-sebut atau diagung-agungkan para pujangga ataupun para musisi di setiap karyanya?

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun