Dinamika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan gerak dari dalam. Gerakan atau kekuatan yang dimaksud yaitu gerakan yang dimiliki oleh sekumpulan orang yg bersifat dinamis atau bisa diartikan sebagai suatu hal yang selalu berubah-ubah dan tidak tetap. Sedangkan Dinamika Kelompok merupakan salah satu alat manajemen untuk menghasilkan kerja sama kelompok yang optimal agar pengelolaan kelompok menjadi lebih efektif, efisien dan produktif (Dr.H.Bambang Syamsul Arifin, M.Si, "Dinamika Kelompok" : 19). Kekuasaan adalah apa yang dapat diperoleh seseorang/kumpulan untuk mengamalkan ahli tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak dapat dilakukan melebihi kekuasaan yang diperoleh atau kemampuan untuk memengaruhi tingkah laku individu/kelompok sesuai keinginan orang pelaku tersebut (Budiarjo, 2002). Jadi, dapat diartikan bahwa Dinamika Kekuasaan dalam kelompok merupakan proses perubahan yang terjadi di dalam suatu kelompok terjadi karena dipengaruhi oleh individu yang memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi para anggota kelompoknya.
Dinamika kekuasaan dalam kelompok merujuk pada cara-cara di mana kekuasaan didistribusikan, dipengaruhi, dan dijalankan di antara anggota kelompok. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi dinamika kekuasaan dalam kelompok:
1.Hierarki
Dalam banyak kelompok, terdapat hierarki yang menentukan tingkat kekuasaan dan otoritas antara anggota. Hierarki ini dapat didasarkan pada faktor seperti pengetahuan, pengalaman, atau posisi dalam kelompok. Anggota dengan posisi yang lebih tinggi dalam hierarki biasanya memiliki lebih banyak kekuasaan dan pengaruh dibandingkan dengan anggota yang lebih rendah. Dalam kelompok yang memiliki hierarki yang kuat, anggota cenderung untuk mengikuti arahan dan keputusan yang dibuat oleh anggota dengan posisi yang lebih tinggi. Mereka mungkin lebih cenderung untuk patuh dan tidak melawan otoritas yang ada (Perilaku Konformitas). Anggota kelompok yang berada pada posisi rendah dalam hierarki cenderung untuk bersikap tunduk terhadap anggota dengan posisi yang lebih tinggi. Mereka mungkin merasa terpaksa mengikuti keputusan dan instruksi tanpa banyak ruang untuk berkontribusi atau mengekspresikan pendapat mereka sendiri (Perilaku Tunduk).
2.Kepemimpinan
Pemimpin yang karismatik dan efektif dapat memotivasi anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Mereka mungkin dapat menggerakkan anggota dengan memberikan arah, memberikan dorongan moral, dan menunjukkan contoh positif. Pemimpin yang baik juga dapat mempengaruhi perilaku anggota dengan mengkomunikasikan visi, nilai-nilai, dan tujuan kelompok secara jelas. Pemimpin memiliki peran model yang kuat dalam kelompok. Perilaku dan tindakan pemimpin sering menjadi acuan bagi anggota kelompok. Jika pemimpin menunjukkan sikap positif, kerja keras, integritas, dan etika kerja yang baik, anggota kelompok cenderung untuk meniru dan menampilkan perilaku yang serupa.
Selain itu, hierarki dan kepemimpinan juga dapat mempengaruhi komunikasi, partisipasi, dan peran anggota kelompok dalam pengambilan keputusan. Anggota dengan posisi yang lebih tinggi dalam hierarki atau pemimpin biasanya memiliki lebih banyak kesempatan untuk berbicara, mempengaruhi diskusi, dan mengambil keputusan yang lebih penting. Hal ini dapat mempengaruhi sejauh mana anggota kelompok merasa diberdayakan dan memiliki akses untuk berkontribusi secara aktif dalam kelompok. Penting untuk dicatat bahwa dinamika kekuasaan dalam kelompok dapat berubah seiring waktu. Seseorang yang awalnya memiliki sedikit kekuasaan dapat memperoleh lebih banyak kekuasaan seiring berjalannya waktu, sedangkan anggota lain mungkin kehilangan kekuasaan mereka.
Sumber :
1. Arsal, Hamid, H., & Ahmad, J. (2018). Hierarki Prilaku Organisasi Melalui Distorsi Komunikasi Kepemimpinan. Sinar Manajemen, 3-6.
2. Dr. H. Bambang Syamsul Arifin, M. (2015). Dinamika Kelompok. Bandung: CV Pustaka Setia.
3. Farid, Rahman, A., Raehani, C., & Febrianti, D. (2020, Agustus 2). Dinamika Kekuasaan dalam Perubahaan Organisasi. Sinar Manajemen, 89-90.