Mohon tunggu...
silfa anggraini
silfa anggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - universitas prima nusantara

saya mahasiswa di universitas prima nusantara

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gangguan Mental Ringan dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Sehari-hari

29 Januari 2025   17:52 Diperbarui: 29 Januari 2025   17:52 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar di tahun 2018, tercatat lebih dari 19 juta penduduk yang berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosial dan depresi. Sementara itu, Jurnal Psikologi dan Konseling West ScienceVol. 2, No. 01, Maret2024: pp. 32-4233sekitar 9,8 persen mental anak Indonesia mengalami gangguan kesehatan mental ringan (Noorca, 2022).  Gangguan mental ringan  ini umumnya  disebabkan oleh stress yang  tinggi dan focus  yang berlebihan  pada dunianya mereka sendiri,  yang  mengakibatkan  kurangnya  perhatian  terhadap kehidupan  sosial  mereka. Gangguan mental merupakan  kondisi  Kesehatan  dimana  seseorang mengalami  perubahan  pada  pola  pikir,  emosi,  maupun  perilaku,  biasanya  berhubungan  dengan distress atau masalah sosial, pekerjaan dan masalah keluarga, diperkirakan orang yang mengalami gangguan mental pada usia sekitar 18-21 tahun yakni pada masa dewasa muda. Arif (Setyanto et al., 2023)mengungkapkan  dalam  penelitiannya  terdapat  mahasiswa  yang  teridentifikasi  mengalami gejala depresi serta gangguan kecemasan dengan variasi ringan, sedang dan berat. Kecemasan yang terjadi tergolong tinggi dialami oleh mahasiswa semester awal dan akhir.

World Health Organization Kesehatan mental seseorang didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup yang biasanya berkerja secara efektif dan memberikan kontribusi yang nyata. Gangguan mental ringan tentunya tidak menyebabkan kematian, namun menyebabkan perspesi  negatif  terhadap  diri  sendiri  dengan  adanya  stigmatisasi  dari  lingkungan  sekitar,  hal tersebutlah  yang  cenderung  berujung  kepada  gangguan mental berat  yang mengakibatkan  pada perubahan kualitas hidup (Daulay et al., 2021). Kesehatan mental dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti  faktor  biologis,  psikologis,  sosial,  ekonomi,  religius  bahkan  lingkungan  sekitar. Selain  itu, faktor demografi seperti usia, jenis kelamin, dan etnis menjadi faktor penentu yang mmpengaruhi paparan dari resiko tersebut. Menurut Notosoedirjodan Latipun dalam penelitian yang dikutip oleh (Aloysius & Salvia, 2021), kesehatan mental dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor internal dan  eksternal.  Faktor  internal  meliputi  faktor  biologis  dan  psikologis,  sedangkan  faktor  eksternal meliputi sosial budaya.

Dari survey  yang  dilakukan  penulis dengan  rentang  umur  18-30,  gangguan  mental  jelas memberikan dampak dalam aktivitas sehari-hari. Seperti membuat overthingking, insomnia, tidak percaya diri, makan tidak teratur, pikiran tidak karuan dan yang lainnya. Sedangkan dalam tinjauan pustaka dijelaskan  bahwa  survey  yang  dilakukan  terjadi  pada  sebuah  organisasi  seperti  pekerja pabrik,  kemudian  tenaga  kesehatan.  Hasilnya  bahwa gangguan  mental memberikan  dampak berupa gangguan pada kinerja berupa kurangnya inovasi serta kreatifitas yang kurang. Selain itu, gangguan mental juga berpengaruh terhadap keputusan yang diambil dalam sebuah organisasi. Hal ini  menjelaskan  bahwa  sekecil  atau  seringan  apapun  sebuah  gangguan  mental  maka  dapat dipastikan hal tersebut menganggu aktifitas dalam kehidupan sehari-hari. Dampak  logis  dari  sebuah  gangguan  mental  ringan  pada  umumnya  memberikan  dua dampak. Pertama, apabila seseorang mampu untuk menghadapi gangguan mental itu, maka ia akan naik  level  dan  akan  mudah  mengendalikan  gangguan  mental ringan  yang  akan  hadir  di  masa mendatang.  Sedangkan yang kedua, ketika seseorang tidak mampu menghadapi gangguan mental ringan yang  ada  maka  gangguan  tersebut  dapat  menjadi lebih  besar  sehingga  menjadi  penyakit  mental yang  membutuhkan  penanganan  khusus.  Oleh  karenanya,  penting  bagi  diri  sendiri  ataupun masyarakat luas untuk memahami berkaitan dengan gangguan mental "ringan.

Penelitian yang  dilakukan  pada  Mahasiswa  ini membuktikan  bahwa  stigma  yang didapatkan oleh penderita gangguan mental masih ada. Bahkan ditaraf gangguan mental ringan yang  sering  dianggap  sepele  oleh  orang-orang. Gangguan  mental  ringan  merupakan  sebuah istilah  yang  digunakan  untuk  mengambarkan  bahwa gejala  ini  merupakan  gejala  awal  yang jangka waktunya singkat dan tidak terlalu berpengaruh pada aktivitas sehari-hari. Konsekuensi logis yang didapat oleh penderita gangguan mental "ringan" adalah mampu menghadapi dan mengendalikan setiap gangguan mental ringan yang terjadi dalam hidupnya. Konsekuensi dua adalah   ketidak   mampuan   dalam   mengendalikan   gangguan   sehingga   gangguan   tersebut menjadi sebuah penyakit dan dapat memperburuk kehidupan diri sehingga tidak terwujudnya sebuah keharmonisan dalam diri. Pemberian   stigma   oleh   orang   lain   kepada   penderita   membuat penyuluhan   dan penyembuhan menjadi terhambat. Maka perlunya sebuah strategi yang khusus dan jelas untuk mereduksi  stigma  yang  didapat  oleh  penderita  gangguan  mental. Dibutuhkan  peran  seluruh pihak  baik pemerintah,  sekolah,  serta  masyarakat  pada  umumnya  perihal kebijakan,  edukasi, kampanye sehingga dapat terhindarnya seseorang dari gangguan dan penyakit mental.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun