Mohon tunggu...
Chandra Nugraha
Chandra Nugraha Mohon Tunggu... -

mind your thoughts

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pokoknya Kamu yang Salah!!

29 Juli 2013   16:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:52 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

tulisan ini bukan milik saya sebenarnya. ini ditulis oleh senior sekaligus sosok teman, kakak, dan ayah bagi saya yang dikirimkan ke saya melalui e-mail pagi tadi. selamat membaca!
Tak Ada Manusia yang Sempurna
Suatu ketika, panglima dari suatu kerajaan di daratan Cina merayakan kemenangan yang baru saja diraih oleh pasukannya. Segala macam hidangan dihamparkan, semua larut dalam pesta yang digelar semalam suntuk itu, termasuk putri sang panglima ikut di dalamnya. Hingga pada suatu saat, angin bertiup dengan kencangnya, sampai memadamkan nyala lilin yang ada. Dalam kegelapan itu, tampak sekelebatan bayangan mencoba untuk menyentuh tubuh putri panglima, namun cepat ditepisnya.
Sang putripun mengadu kepada ayahnya akan perbuatan tidak menyenangkan orang tadi. Namun apa kata ayahnya, “Sudahlah anakku, mungkin pemuda tadi mabuk hingga tak sadar dengan perbuatannya. Apalagi, toh kamu juga tidak celaka kan?”
Beberapa tahun kemudian, terjadi pertempuran yang demikian hebatnya hingga membuat posisi panglima itu terdesak mundur ke belakang. Ketika duel satu lawan satu, saat perisai panglima terlepas dari genggaman, dan pedang di tangan meluncur ke tanah, maka dalam satu kali sabetan musuh, panglima pasti tersungkur jatuh. Namun tiba-tiba, ketika kekalahan sudah membayang depan mata, seorang tak dikenal dengan gagah berani merangsek maju menyerang musuh tadi, tanpa memberi kesempatan sedikitpun buat bertahan. Hingga akhirnya musuh itupun tewas di tangan prajurit anonim tadi.
Melihat kejadian tersebut, sang panglima bertanya siapa gerangan yang telah membelanya mati-matian, padahal dia tak mengenal sosok dirinya? Dengan tegas, prajurit tadi menjawab, “Sayalah sosok bayangan yang mencoba berbuat iseng terhadap putri anda tempo hari. Saya salut, anda tidak memperpanjang masalah tersebut dan saya berjanji suatu saat akan membalas kebaikan panglima!”
Rekan yang benar-benar membanggakan,
Dalam seharian kita, entah dalam pergaulan masyarakat ataupun lingkungan kantor, tak jarang kita menjumpai sosok pemimpin yang gemar mencari kesalahan, suka mengumpulkan kekeliruan, dan hobi menunjukkan sisi negatif bawahan. Bahkan untuk sebuah kesalahan kecil, yang dilakukan tanpa suatu kesengajaan. Seolah, dia ingin menunjukkan bahwa dengan berbuat demikian, maka wibawanya akan tegak, kharismanya akan keluar, atau popularitasnya akan melesat.
Padahal tidak sobat, wibawa seseorang tidak diukur dari seberapa banyak ia mengumpulkan kesalahan bawahan atau seberapa besar permohonan maaf yang dilayangkan. Kewibawaan akan memancar saat anak buah dengan rela hati melaksanakan rencana kegiatan yang telah ditetapkan, saat tak ada sekat kamuflase antar atasan-bawahan, dan saat anak buah merasa dihargai dan nyaman dalam melontarkan gagasan.
Percayalah sobat, saat kita menemukan “kesalahan” orang lain, sungguh, segeralah berfikir akan kelebihan yang tentunya juga dia miliki. Tanpa bermaksud menutupi kesalahan rekan tadi, apabila itu hanya suatu kekeliruan kecil, jika itu cuma kekhilafan yang tak bermaksud disengaja, yang tak berarti banyak untuk diri kita atau buat organisasi kita, dan tak berpengaruh apa-apa bagi perjalanan sukses kita, maka sadarlah sobat, betapa sesungguhnya peran dia, sekecil apapun itu, teramat bermakna demi majunya karir kita danuntuk kejayaan organisasi kita. Bukankah sebuah skrup kecil memegang peran kunci dalam sebuah mesin otomotif canggih sekalipun?
Satu lagi rekan, sedikit berbau agama, bukankah Tuhan akan menutup aib hamba-Nya, manakala dia gemar menyembunyikan cela saudaranya sendiri? Dan Dia akan berikan pertolongan yang tak terduga bagi siapapun yang gemar menolong rekannya, termasuk menyelamatkannya dari rasa malu terhadap kerabatnya atau rekan lainnya? Tak ada manusia yang sempurna, man ... termasuk diri kita yang hina ini! So, mari kita jemput “tangan-tangan Tuhan” yang akan menyempurnakan kelemahan kita karena telah menyembunyikan aib saudara kita!
sharing is caring,
-yane kamille ZA-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun