Mohon tunggu...
M. Fathur Rozi
M. Fathur Rozi Mohon Tunggu... -

Selain aktif di SPORTS EVENT, saya ingin Berbagi Inspirasi & Solusi kepada sesama melalui WWW.SILATURAHIM.CO.ID untuk masa depan yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dengarkan Suara Hati

7 November 2016   11:46 Diperbarui: 7 November 2016   12:00 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia hidup tidak akan lepas dari yang namanya masalah. Ada saja masalah yang harus kita hadapi dan selesaikan. Selesai dari satu masalah harus bersiap menghadapi masalah lainnya. Bagi hamba yang taat menjalankan perintah Allah Swt dan menjauhi segala larangannya, ia tak akan mudah menyerah. Apalagi berputus asa. Seberat apapun masalah, pasti Allah akan memberikan jalan keluarnya.

Bagaimana kita tahu bahwa Allah sedang memberikan petunjuknya pada kita? Salah satunya adalah dengarkan kata hati. Bisa jadi Allah memberikan petunjuknya lewat hati kita yang terdalam. Orang bijak bilang, kata hati tak pernah berbohong

Ada sebuah kisah tentang seorang pendaki gunung yang telah berpengalaman mendaki gunung-gunung tinggi di dunia. Kali ini dia menyiapkan ekspedisi pendakiannya di salah satu gunung tertinggi dimana sebagian besar permukaannya tertutup oleh salju. Tahap-tahap awal pendakian bisa dilaluinya dengan lancar. Dengan peralatan lengkap yang dibawa, dia dengan mudah melalui jalan yang tertutup oleh salju.

Setelah beberapa jam perjalanan, dia mulai menghadapi tebing yang curam. Maka tali-temali beserta pengaitnya dipersiapkan dan mulailah dia mendaki tebing dengan hati-hati. Di tengah pendakian, tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari atas. Tampaknya ada badai salju datang tanpa disangka. Dia pun terhenti dan tertimpa banyak longsoran salju. Tubuhnya terhempas-hempas ke arah dinding yang terjal.

Tak lama kemudian, badai berhenti. Dia selamat berkat tali dan pengait yang kuat menempel di tebing. Namun dia tergantung di tali dengan posisi terbalik. Dia periksa peralatan yang dia bawa, ternyata semua sudah hilang kecuali sebuah pisau lipat. Pandangannya kabur karena semua tampak memutih. Dia tak tahu dimana dia berada.

Meskipun dia sudah berpengalaman, dia tetap cemas dengan kondisi yang dihadapi. Dia ingat Tuhan dan berdoa agar bisa selamat dari bencana itu. Dia terus berdoa dan berharap ada pertolongan Tuhan datang padanya.

Di tengah keheningan, dia mendengar suara dari hati kecilnya. Suara itu menyuruhnya untuk melakukan sesuatu. “Potong tali itu .. potong tali itu.”

Sang pendaki bingung. Apakah suara ini pertolongan dari Tuhan? Tapi, bagaimana mungkin memotong tali ini yang telah menyelamatkannya. Sementara dinding ini begitu curam sejauh yang dia tahu. Pandangannya terhalang oleh salju, bagaimana dia bisa tahu. Banyak pertanyaan memenuhi dirinya. Lama dia merenung dan belum melakukan apa-apa.

Beberapa minggu kemudian, seorang pendaki lain menemukan ada tubuh yang tergantung terbalik di sebuah dinding terjal. Tubuh itu membeku dan meninggal karena kedinginan. Sementara jarak tubuh itu dengan tanah hanya 1 meter. Seandainya pendaki itu mengikuti suara hatinya mungkin dia bisa selamat. Ini mungkin sudah takdirnya untuk meninggal dengan cara seperti itu.

Lihat juga, Kiat Menghadapi Kenyataan Hidup, Menghadapi Masalah Dengan Santai.

Referensi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun