Mohon tunggu...
Muis Debe
Muis Debe Mohon Tunggu... wiraswasta -

menyukai cara belajar otodidak

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tragedi

22 April 2012   04:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:17 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

TRAGEDI

air mata adalah mata air
jernih aliri relung kehiduupan
telisik jejak jejak petualangan
telusup pernik pernik tantangan

mata air adalah air mata
bersih warnai kanvas harapan
toreh bayang bayang impian
patri renik renik kenangan

seumpama mata air
air mata terus mengalir
menyirami padi padi
mengarai ladang ladang

seumpama air mata
mata air menyembur lirih
membasuh relung nurani
membasahi bumi bumi

dan air mata dan mata air
adalah saksi saksi kejadian
sepenggal peristiwa telah usai
tapi cerita belum selesai

Jkt 20/ 04/ 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun