Bullying merupakan salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh anak-anak di usia sekolah dasar. Perilaku ini, yang dapat muncul dalam bentuk fisik, verbal, maupun sosial, memiliki potensi untuk meninggalkan dampak yang signifikan pada perkembangan mental dan emosional anak. Selain mengganggu kesejahteraan psikologis, bullying juga dapat berdampak pada prestasi akademik dan hubungan sosial anak dalam jangka panjang.
Dampak bullying pada anak SD menunjukkan variasi yang signifikan, bergantung pada tingkat keparahan dan lama waktu terjadinya. Anak-anak yang menjadi korban sering kali merasakan penurunan rasa percaya diri, mengalami kecemasan, dan dalam kasus yang lebih serius, dapat berujung pada depresi. Mereka juga cenderung menarik diri dari interaksi sosial, merasa tidak aman di lingkungan sekolah, serta kehilangan minat dalam kegiatan belajar. Dalam beberapa situasi, bullying dapat memicu masalah fisik seperti gangguan tidur, sakit kepala, atau masalah pencernaan yang disebabkan oleh stres.
Cara untuk menangani bullying dimulai dengan mengenali tanda-tandanya. Guru dan orang tua perlu peka terhadap perubahan perilaku anak, misalnya, anak terlihat sedih, enggan untuk pergi ke sekolah, atau mengalami penurunan dalam performa akademik. Selanjutnya, sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung di sekolah, sehingga anak merasa dihargai dan didengar.
Dengan langkah-langkah yang tepat, pengurangan bullying di sekolah dasar dapat dicapai. Anak-anak yang merasa aman dan dihargai akan lebih bahagia, percaya diri, dan dapat berkembang secara optimal dalam lingkungan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H