dua dekade terlewati.
ketika chaos menghujani.
yang katanya damai.
yang katanya permai.
reformasi.
kini,
ketika titah sang digdaya menggerogoti harga diri.
menggadaikan rasa dalam hati.
telungkup tangan dimuka pertiwi.
malu aku jadi anak negeri.
cuma bisa menghimbau sembari mengacungkan jari.
lawan mereka dengan berani.
tapi apa daya, setengah negeri dikuasai.
duri yang tak lagi diluar tapi dalam daging sendiri.
kami cuma segelintir pemudi.
jika digertak dengan senapan langsung mati.
hilang, ditelan kata "pemberontak" bagi negeri.
***
titah sang digdaya kena karma.
mencari aman dengan kata-kata.
jual gombal dimana-mana.
sayang, kita malah berserah bersamanya.
atas nama "kerjasama".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H