Mohon tunggu...
Keiko Kurosaki
Keiko Kurosaki Mohon Tunggu... lainnya -

i'm a girl with a big dream in a litlle chance. menulis adalah hobiku. pacar pertama dan terakhirku. jika diam adalah emas, akan ku ubah menjadi uranium, biar menjadi nuklir. karena sejatinya, diam yang hanya emas adalah diam yang tanpa berfikir, sedangkan diam yang berfikir adalh uranium yang menjadi bahan utama nuklir yang bisa menghancurkan apapun. jadi, berfikirlah dalam diam. jika aku tak bisa melihat dunia, biar dunia yang akan melihatku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Titah

2 Januari 2014   11:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:15 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

dua dekade terlewati.
ketika chaos menghujani.
yang katanya damai.
yang katanya permai.
reformasi.

kini,
ketika titah sang digdaya menggerogoti harga diri.
menggadaikan rasa dalam hati.
telungkup tangan dimuka pertiwi.
malu aku jadi anak negeri.

cuma bisa menghimbau sembari mengacungkan jari.
lawan mereka dengan berani.
tapi apa daya, setengah negeri dikuasai.
duri yang tak lagi diluar tapi dalam daging sendiri.
kami cuma segelintir pemudi.
jika digertak dengan senapan langsung mati.
hilang, ditelan kata "pemberontak" bagi negeri.

***

titah sang digdaya kena karma.
mencari aman dengan kata-kata.
jual gombal dimana-mana.
sayang, kita malah berserah bersamanya.
atas nama "kerjasama".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun