Eksistensialisme Manusia
(humans that existence)
Eksistensialisme merupakan satu bentuk pandangan yang berusaha untuk menganalisis struktur-struktur dasar dari eksistensi manusia serta untuk membuat setiap manusia sadar akan eksistensi mereka dalam kebebasan yang hakiki. Eksistensialis memiliki concern atau minat yang sama, yaitu problem tentang kehidupan yang konkret sebagai manusia (human being).Â
Kata "human" yang mengacu kepada keseluruhan situasi dan kondisi yang istimewa dan eksklusif, yang hanya "dimiliki" oleh manusia dan segala totalitas kemanusiaan. Manusia adalah eksistensi. Kata eksistensi tersebut merujuk  kepada cara manusia berada manusia yang khas, yang tidak akan dimiliki oleh makhluk hidup lainnya.
Apa maksud dari bersifat human dalam dirinya sendiri? Merujuk kepada keseharian hidup manusia eksistensial yang disebut dengan human existence. Dikatakam bahwa human existence  (eksistensi manusia)  memiliki minat atau ketertarikan (concern) bagi dirinya sendiri.Â
Human existence  mengekspresikan eksistensi dirinya secara refleks, seperti cermin yang memberikan gambaran kita saat bercermin. Dasar dari human existence adalah kenyataan bahwa manusia merupakan sosok yang "menjadi". Sebagai mana dikatakan oleh Kierkegaard, "Manusia bukan hanya eksis (ada), tapi ia juga bereksistensi (mengada).
 Sebagai sosok tersebut, kita sebagai manusia tidak akan pernah tuntas untuk mengatakan bahwa manusia seperti ini atau itu. Manusia adalah sosok yang tidak akan pernah tuntas, dengan demikian selalu ada sisi atau dimensi yang bersifat misteri baginya.Â
Oleh karena itu, dalam konteks ini, eksistensialisme dipahami sebagai jalan hidup yang melibatkan totalitas diri seseorang dalam hal keseriusan sikap yang sungguh-sungguh ingin mengerti dirinya sendiri.
Dengan demikian, eksistensialisme merupakan pandangan yang berasal dari pengalaman atau sudut pandang seorang pemain secara langsung dengan problem yang dihadapinya, dari pada sudut seorang penonton.
Sejarah Eksistensialisme
Suatu pandangan baru tidak akan pernah lepas dari pandangan yang sudah ada sebelumnya, seperti ilmuan yang meneliti suatu hal yang mengambil kajian dari ilmuan sebelum yang meneliti hal yang sama. Pandangan ini bertumpu pada keyakinan adanya kebenaran yang objektif-universal tentang sesuatu baik gejala-gejalanya, bahkan termasuk manusia dan sosialitanya.
Lalu ada juga pandangan yang bertentangan pengerjaan kebenaran objektif-universal, apalagi menyangkut eksistensi manusia, dan sebagai gantinya mereka memusatkan pada sisi keunikan setiap individu manusia. Karena gagasan atau pemikiran "hanyalah" bagian dari ekspresi manusia memahami keadaan sekitarnya.Â