Pada tahun berikutnya, mereka jadi satu-satunya kontingan Indonesia yang berhasil merangkuh medali emas di Olimpiade Beijing 2008. Prestasi itu sekaligus mempertahankan tradisi emas bagi bulutangkis Indonesia.
Tidak hanya itu, Markis dan Setiawan juga kembali meraih prestasi di Asian Games 2010 mengalahkan pasangan Malaysia dengan rubber game.
Selain prestasi mayor itu, Kido juga telah 10 kali meraih gelar superseries baik saat bersama dengan Hendra Setiawan maupun Marcus Fernaldi Gideon.
Markis Kido juga telah menyumbangkan banyak gelar di event sea games, Thomas Cup, Sudirman Cup, dan kejuaraan internasional lainnya.
Satu-satunya gelar juara yang belum dicicipi Kido adalah All England. Prestasi tertinggi di kejuaraan bulutangkis tertua itu hanya sampai pada Semifinal 2014 bersama Gideon. Mereka berdua dihentikan oleh Hendra Setiawan yang saat itu telah berpasangan dengan Mohammad Ahsan.
Kini pahlawan bulutangkis Indonesia itu telah meninggalkan dunia. Dirinya bahkan menghembuskan nafas terakhirnya di lapangan yang telah membesarkan namanya dan Indonesia.
"Dia sepertinya memang maunya (hidup dan matinya di lapangan kali ya. Tadi saya berdoa semoga masih bisa selamat," ujar Ibunda Markis Kido Zul Asteria.
Selamat Jalan Legenda. Jasamu akan selalu dikenang dunia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H