Di sudut, aku duduk. Telingaku terbuka, cukup mendengar detik kaki yang melangkah. Aku hanya diam, memeluk kedua kakiku, memendamkan wajahku dengan kedua tanganku. Denting berbunyi seirama jarum jam yang berputar. Udara semakin merasuk ke dalam kulitku.
" MILA..MILA..." suara wanita memanggil terdengar semakin kencang. Suara sepatu melangkahkan kaki keseluruh sudut. Bising dalam hening, aku hanya diam. Air mata mengalir, takut memeluk jiwa yang terasa kosong hampa.
“MILA…MILA..” sekarang suara tersebut bercabang. Kaki yang berdera terdengar semakin banyak. Aku? Tetap duduk di sudut.
“MILA…MILA… Tolong selamatkan adikku!Dia didalam! MILA…MILA…”
Sudutku semakin gelap. Doa berucap di bibirku, terasa asin di lidahku. Aku peluk semakin erat. Bunyi, suara, denting, terus mengalun membalur panasnya api.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H