Aku. Kamu. Bernama Kita. Satu rasa, melebur dalam cinta. Tergoreskan kisah.
Kau buka sebuah buku dongeng dalam genggamanmu. Aku berbaring dalam pelukan tanganmu. Malam menyapa semakin larut. Kau mulai membacakan barisan pertama dalam buku itu. Cinta, katamu. Lalu melirik mataku. Angin merasuk dalam pori-pori tubuh yang telanjang. Bermadu cinta kita habiskan bersama.
“Sayang, kamu hanya satu,” bisikmu sejenak saat cerita cinta mengalun dari mulutmu.
Aku tersenyum, mengenggam erat tubuh gagahmu. Kau kecup dahiku, lalu menutup buku yang baru beberapa lembar kau bacakan.
“ Sayang, kalau kisah kita tidak berakhir indah, bagaimana?” tanyamu.
Aku tersenyum.“ Menikahlah denganku!” lanjutmu melingkarkan cincin di jariku.
“ Baiklah. Setelah kau meninggalkan kekasihmu sayang!” jawabku.
“ Pasti, Sephiaku!”
http://sihijau.wordpress.com/2012/04/28/satu-dan-hanya-satu/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H