Mohon tunggu...
Sihijau
Sihijau Mohon Tunggu... karyawan swasta -

hanya seorang wanita yang diberi kesempatan untuk mengungkapkan isi hatinya melalui tulisan dan tulisan itu menjadi pengingat juga bagi dirinya..^^

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rasa

10 Mei 2012   03:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:29 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa kali mentari menyapa, namun aku mengindahkannya? Sekarang ketika aku iijinkan ia menyapa hatiku, rasa itu kembali datang. Aku tahu, penyangkalanku akan rasa itu hanya membuat cinta muncul ke permukaan

Pagi sudah kembali menyapa, menemani perjalanan Rasa di tengah ibukota. Dalam perjalanannya, sesekali Rasa menatap langit pagi. Di depan gedung bertingkat 20 itu, Rasa menghentikan kakinya. Ia diam sejenak, kemudian melangkahkan kembali kakinya memasukki gedung itu.

“ Pagi mbak.Ada yang bisa saya bantu? “ tanya wanita di dekat lobby.

“ Aku ingin ke lantai 20,” jawab rasa pelan.

“ Bertemu dengan Bapak Mario?” tanya kembali wanita itu setelah memeriksa buku di depannya yang bertuliskan nama-nama di setiap ruang. Rasa hanya tersenyum , lalu ia menuju lift yang membawanya ke lantai 20.

Di dalam lift, pikiran Rasa melayang pada sosok pria yang pernah mengisi hatinya. Rasa tidak pernah menyangka, dirinya begitu berani mengunjungi pria yang ingin dilupakannya. Pria yang bernama Mario. Sesampainya di lantai 20, Rasa diam sejenak di depan pintu. Di lihatnya suasana lorong di dekat tempatnya berdiri. Ia memejamkan mata sejenak, mengumpulkan keberanian dan dibukanya pintu.

Hening. Terdengar suara bunyi detak jantung dan suara mesin lainnya yang mengelilingi ranjang pria itu. Tidak ada siapa-siapa di ruangan itu hanya ada Rasa dan Mario yang terbaring lemah di atas ranjang.

Rasa berjalan mendekati ranjang dan berhenti di sampingnya. Di bukanya kacamata hitam yang sengaja dipakai untuk mengaburkan air mata di wajahnya. Tangan Rasa menyentuh tangan Mario dan mengoreskan senyum kecil.

Ia dekatkan mulutnya pada telinga Mario dan  berbisik, “bosan aku dengar keluhmu yang tak berujung hingga mengaburkan cinta dalam hatimu.Di kecupnya pipi Mario dan kembali berdiri tegak. Sekuat tenaga ia menahan air mata yang bisa meledak begitu saja.

“ Kau tahu Mario, mungkin ini cinta. Karena aku tak sanggup melupakan rinduku. Pertama, aku meninggalkanmu. Kedua, kau mencariku. Ketiga, kau terbaring disini. Rindu apakah ini Mario?”

Rasa menatap lekat-lekat wajah Mario yang penuh memar. “ Mario, aku benci rasa ini. Rasa dimana ia berarti sama dengan namaku,” lanjutnya.

“ Mario, mentari itu sudah menyapa disana. Tempat kita berjanji akan menjalani hari bersama. Namun, kau khianatinya. Kau kaburkan cinta dengan keluhmu. Aku lelah, manakala aku tidak bisa melupakan cinta manis yang merangkaikan cerita kita.”

“ BANGUN MARIO! BANGUN!” teriak Rasa penuh emosi bercampur dengan air mata. Detak jantung di samping Mario berjalan cepat. Tangan Mario mulai bergerak menyentuh tangan Rasa yang mengenggamnya. Rasa terpental kaget. Ia buka matanya menatap wajah Mario yang terlihat menahan rasa sakit.

“ Mario, sayangku,” bisik Rasa di samping telinga Mario. Ia dekatkan wajahnya yang penuh air mata ke wajah Mario. “ Sayang, maafkan aku. Rasa sudah sakit. Rasa sudah lelah. Rasa harus pergi. Mario tetaplah disini ya,” lanjutnya, kemudian menarik tangannya dari genggaman Mario. Memakai kembali kacamata hitamnya. Rasa membalikkan badannya, menghapus air matanya dan meninggalkan Mario.

Mario mulai tersadar.Ia membuka mata, melihat bayangan putih di sekitarnya. Tubuhnya masih lemas, namun rasa rindu melekat di hatinya. Ia mengenggam tangannya mencoba merasakan kembali sentuhan tangan yang masih membekas. Sejak itu, Mario tidak pernah melihat Rasa lagi, karena Rasa sudah pergi menetap dalam jiwa Mario.

Dicari seorang wanita bernama Rasa, terakhir ditemukan di gedung berlantai 20 di kamar nomor 2012. Ciri-ciri mata hitam, rambut hitam, terakhir memakai dress putih dan kacamata hitam.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun