Mohon tunggu...
Sihijau
Sihijau Mohon Tunggu... karyawan swasta -

hanya seorang wanita yang diberi kesempatan untuk mengungkapkan isi hatinya melalui tulisan dan tulisan itu menjadi pengingat juga bagi dirinya..^^

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Bawah Bantal

6 Maret 2011   10:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:01 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gemuruh suara terdengar begitu kencang. Dari dalam, aku merasakan kegetiran di luar sana. Tidak diam. Seiring suara jantung terdengar, sementara mata tak kunjung terlelap.

Di bawah bantal aku menatap cahaya yang datang dan pergi. Membayangkan kerisauan malam akan kepedihan yang terjadi. Tanpa bulan dan bintang, malam terlihat menakutkan.

Suara di dalam tak mau kalah dengan gemuruh di depan. Cacian terlontar dari mulut pria yang berusaha menguasai si wanita. Tangisan si wanita, sungguh terdengar menyayat hati bagiku.

Di bawah bantal, aku bertanya, di perang manakah aku berada? Seandainya bantalku adalah pintu, aku hanya ingin lari mencari tempat hening tanpa gemuruh dan tanpa malam yang menakutkan.

Ah, aku hanya perlu berada di dunia mimpi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun