Tantangan terbesar mahasiswa saat ini dan ke depan adalah bagaimana menghadapi persaingan di dunia kerja yang semakin tinggi. Namun di satu sisi, mahasiswa dihadapkan pada sebuah dilema bahwa mereka tidak mungkin mendapatkan pengetahuan yang cukup mengenai dunia kerja. Terutama pengetahuan dunia kerja di dalam sebuah universitas atau perguruan tinggi. Berdasarkan data survei tenaga kerja nasional tahun 2009 yang dikeluarkan oleh Badan Perencanaan Nasional (Bappenas), dari 21,2 juta masyarakat Indonesia yang masuk dalam angkatan kerja, sebanyak 4,1 juta orang atau sekitar 22,2 persen adalah pengangguran. Dan yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah tingkat pengangguran terbuka itu menurutnya didominasi oleh lulusan diploma dan universitas dengan kisaran angka di atas 2 juta orang. Merekalah yang kerap disebut dengan “pengangguran akademik”. Suatu jumlah yang sangat mengkhawatirkan.
Sebenarnya, apa sih yang membuat para mahasiswa kita menjadi jatuh ke dalam kelompok pengganguran akademik ? Apakah pengetahuan dan pendidikan yang didapatkan di perguruan tinggi tidak mampu diterapkan ke dalam dunia kerja ?
Berdasarkan buku Lessons From The Top, yang dikarang oleh Thomas J. Neff dan James M. Citrin, mengatakan bahwa kunci sukses dari seseorang di dalam dunia kerja itu ditentukan oleh 90 % adalah kemampuan soft skill dan hanya 10 % saja kemampuan hard skill. Buku ini sendiri menceritakan tentang bagaimana kunci sukses dari 50 pemimpin bisnis yang ada di Amerika dan apa yang dapat kita pelajari dari kesuksesan mereka.
Adalah suatu realita bahwa pendidikan tinggi di Indonesia masih memberikan porsi yang lebih besar pada muatan hard skill daripada berorientasi pada pembelajaran soft skill. Namun kenyataan di lapangan berkata lain, para pengguna tenaga kerja menginginkan lulusan perguruan tinggi (PT) yang tangguh, mampu bekerja secara team sampai dengan mampu berkomunikasi secara lisan dan tertulis dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari iklan lowongan pekerjaan yang ada di beberapa surat kabar, media cetak maupun di internet. Dimana para perusahaan lebih banyak menggunakan kriteria-kriteria dalam soft skill untuk mencari pegawainya. Hampir tidak ada lowongan pekerjaan di koran-koran, yang menuliskan kriteria pencarian pegawainya dengan persyaratan Nilai MANAJEMEN PEMASARAN minimal A ataupun nilai MANAJEMEN PRODUKSI minimal B. Hampir tidak ada sama sekali persyaratan itu. Yang ada hanyalah persyaratan seperti mampu berkomunikasi dengan baik, mampu berbahasa Inggris baik itu pasif maupun aktif dan sebagainya.
Jika berkaca pada realita di atas, pendidikan soft skill tentu menjadi kebutuhan utama dalam dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Hal ini disadari sepenuhnya oleh STIE IEU Surabaya. Menyadari betapa pentingnya pendidikan soft skill bagi mahasiswa, maka sejak tahun 2006, STIE IEU Surabaya mulai menerapkan pendidikan soft skill dengan mengembangkan metode pembelajaran yang berbasis pada mahasiswa (Student Centered Learning).
Konsep pendidikan soft skill yang dikembangkan oleh IEU Surabaya, adalah lebih bersifat kompetensi komunikasi bahasa Inggris, dimana dalam proses pembelajaran di kelas, mahasiswa dituntut untuk berperan aktif dan dosen hanya sebagai mentor. Penerapan soft skill di IEU Surabaya sendiri, telah mendapatkan pengakuan dari DIKTI. Dimana sejak tahun 2008 hingga saat ini, IEU Surabaya telah mendapatkan hibah Soft Skill dari DIKTI untuk pengembangan soft skill mahasiswa berbasis kompetensi komunikasi dan kompetensi kepemimpinan.
Dalam penerapan soft skill di IEU Surabaya, mahasiswa dituntut untuk berperan aktif mengkomunikasikan apa yang menjadi pemikirannya dengan melakukan presentasi dalam bahasa Inggris. Setiap mahasiswa dalam mata kuliah diwajibkan untuk melakukan presentasi dalam bahasa Inggris sesuai dengan topik yang diberikan oleh dosennya di dalam kelas. Tidak hanya melakukan presentasi dalam bahasa Inggris, namun mahasiswa yang lain pun diharapkan dapat memberikan pendapatnya atas presentasi yang diberikan oleh mahasiswa lainnya. Sehingga akan tercipta sebuah suatu diskusi bisnis yang cukup interaktif di dalam kelas. Dan Ini yang membuat mahasiswa IEU beda dengan perguruan tinggi lainnya, karena mahasiswa IEU adalah bukan mahasiswa biasa.
Sebagai sekolah bisnis internasional yang pertama di Surabaya sejak tahun 1990, IEU Surabaya menggunakan kurikulum internasional yang selalu up to date, sehingga kualitas pendidikannya sama dengan mutu pendidikan di luar negeri. Hal ini terbukti dengan didapatkannya sertifikasi Internasional ISO 9001 : 2008 IWA 2 – International Higher Education dengan nomor sertifikat 01 – 100 096 639 dari Tuv Internasional Germany. IEU juga menjalin kerjasama dengan salah satu perguruan tinggi bisnis terbaik di Belgia, yaitu International Management Institute (IMI) Antwerp, Belgium, dalam melaksanakan double degree program, dimana para mahasiswa dapat mengambil dua gelar nasional dan internasional sekaligus (SE & BBA – MM & MBA).
Ada dua program yang ada di IEU Surabaya, yaitu Graduate Program (S2) dengan jurusan International Business Management (Kelas Regular dan Khusus) dan Undergraduate Program (S1) dengan jurusan International Management, International Accounting dan Business Information Systems (Kelar Regular dan Executive). Perkuliahan sendiri diadakan di kampus IEU Surabaya, yang terletak di Jalan Raya Dukuh Kupang No. 157 B Surabaya, Telp 031 – 566-5654 / 561-9577, Website : http://ieu.ac.id, E-Mail : info@ieu.ac.id. Bergabunglah dengan kami, karena anda bukan orang biasa.
Tulisan Diambil dari http://ieusurabaya.wordpress.com/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H