Bergulirnya kembali wacana kenaikan Harga BBM di tahun 2013 ini mengundang pro dan kontra dari berbagai kalangan. keresahan akan meningkatkan jumlah kemiskinan di indonesia karena dampak kenaikan tersebut cukup membuat pemerintah khawatir. namun yang lebih dikhawatirkan pemerintah adalah subsidi BBM yang tidak efektif yang terbuang sia-sia  hingga ratusan triliun setiap tahunnya. solusi kompensasi BBM seperti yang dulu-dulu sepertinya menjadi senjata terakhir bagi pemerintah agar tidak ada gejolak di kalangan bawah.
Mungkin masih ingat di bayangan kita ketika di bulan maret tahun 2012, pemerintah mengumumkan rencana kenaikan BBM yang dirasa banyak pihak sebagai keputusan yang sepihak. demo di hampir seluruh daerah di indonesia yang di dalangi oleh gerakan mahasiswa yang menolak keras rencana kenaikan tersebut, partai politik juga bermanuver di gedung DPR dengan tegas dan lantang menolak kenaikan itu dan memberi nasehat kepada pemerintah agar menunda rencana tersebut. mahasiswa di jakarta sampai harus menunggu diluar gedung DPR untuk memastikan bahwa anggota DPR benar-benar memihak kepada rakyat kecil. bahkan rencana kenaikan itu merembet sampai kepada isu pemisahan dari negara indonesia.
namun cerita itu berbeda sekarang, ketika pemerintah kembali meniatkan untuk menaikkan harga BBM. apa respon masyarakat?? sudah pasti ada yang pro dan kontra. namun sepertinya pemerintah merubah strateginya dalam meyakinkan masyarakat bahwa  kenaikan harga BBM adalah keharusan melihat beban subsidi BBM yang sangat tinggi namun tidak mempunyai dampak bagi masyarakat. dalam pandangan saya terkait strategi itu  adalah pemerintah mengumumkan dahulu rencana kenaikan itu kepada masyarakat, kemudian presiden tak lupa mengundang koalisi setgab yang dalam hal ini diketuai oleh aburizal bakrie yang merupakan partai yang pada tahun 2012 dahulu seolah-olah berseberangan dengan pemerintah. kenapa harus mengundang ke istana seorang diri?? strategi yang jitu dari kepala negara agar komunikasi bisa lebih intensif dan mudah untuk meyakinkan. kenapa partai golkar menjadi begitu penting? karena keberadaannya di parlemen yang bisa merubah keadaan apabila ujung-ujungnya ada voting. strategi berikutnya adalah pemerintah mengundang Gubernur di seluruh indonesia dan mensosialisasikan niatan itu karena belajar dari pengalaman tahun lalu bisa dibilang ada beberapa kepala daerah yang terang-terangan menolak kenaikan BBM itu juga.
kemudian setelah Pemerintah berhasil meyakinkan Partai Politik dalam koalisi Setgab dan Para Gubernur se-indonesia. akhirnya Presiden pun mengumumkan rencana kenaikan itu kepada Masyarakat secara langsung. namun dibalik pengumumannya itu pemerintah harus menunggu hasil pembahasan dengan DPR terkait kompensasi  kenaikan BBM tersebut. namun di DPR juga sebenarnya ada gejolak dari beberapa partai yang menolak kenaikan tersebut namun dalam pandangan saya adalah bahwa dinamika itu bisa diyakinkan oleh para partai koalisi yang telah lebih dahulu di lobi oleh pemerintah.
ternyata mudahkan??sepertinya hanya perlu komunikasi dan diajak berunding kan?? Â seandainya tahun lalu pemerintah tidak mengandalkan egonya, mungkin tahun lalu BBM sudah naik. tapi apa daya mungkin mood pemerintah kita lagi pengen ngajak berantam kale yah..hehhee, sekian dari saya saya sihar #alastandupcomedy
tuiter : @lae_har
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H