Mohon tunggu...
Sowi Muhammad
Sowi Muhammad Mohon Tunggu... -

Menulis dengan intuisi tanpa teori

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Polri Minta Paksa Data BLBI ke KPK, Buat Apa?

10 Februari 2015   22:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:28 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alur cerita sengketa KPK dengan Polri kian menarik dengan skenario konflik yang memainkan emosi publik. Setelah episode romantis Abraham Samad dan si cantik Feriyani Lim yang dibumbui cerita pengkhianatan sahabat karibnya, kini publik disuguhi lanjutan cerita dengan melibatkan Komjen Suhardi Alius sebagai peran pembantu.

Suhardi Alius adalah mantan Kabareskrim yang dicopot dari jabatannya setelah Presiden Jokowi memberhentikan Kapolri Jenderal (pol) Sutarman. Suhardi diganti Komjen Budi Waseso 'orang dekat' Komjen Budi Gunawan yang batal dilantik jadi Kapolri karena menjadi tersangka kasus gratifikasi atau rekening gendut.

Dikisahkan, Suhardi Alius memberikan pistol kepada Abraham Samad. Pemberian yang dalam undang-undang merupakan gratifikasi. Bagian cerita ini menambahkan konflik pada Abraham Samad selaku tokoh sentral KPK dalam cerita sengketa KPK dengan Polri yang merupakan sekuel cicak vs buaya.

Sampai bagian ini opini publik terpecah. Institusi mana yang memerankan tokoh antagonis. Cicak atau buaya? KPK atau Polri? Abraham Samad atau Budi Gunawan? Dua sisi ini sama-sama tarik menarik untuk mempengaruhi persepsi publik.

Disaat publik fokus menganalisa jalan cerita tersebut, ternyata ada kejadian dibelakang layar. Polri meminta paksa KPK menyerahkan dokumen penyelidikan kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Sebuah dokumen kasus skandal yang berhubungan dengan uang negara Rp 140 triliun, jauh lebih besar dari skandal Bank Century Rp 6,7 triliun.

Kasus yang masih berpeluang dihentikan oleh KPK kalau tidak cukup bukti, karena masih dalam tahap penyelidikan belum naik ke penyidikan. Kasus ini bisa menjadi cerita fenomenal, karena membawa nama tokoh besar; Megawati, mantan presiden dan Ketua Umum PDIP, partai penguasa saat ini yang menjadi penopang utama pemerintahan Jokowi-JK.

Tapi, permintaan paksa Polri ke KPK atas dokumen BLBI ini gagal menjadi cerita di belakang layar. Majalah Tempo edisi 9-14 Februari membeberkan misi rahasia Mabes Polri tersebut. Sebuah misi yang menimbulkan pertanyaan ditengah menghangatnya cerita sengketa KPK vs Polri.

Kenapa Polri meminta paksa dokumen BLBI ke KPK? Apakah dokumen tersebut kunci jawaban dari pertemuan Abraham Samad dengan beberapa elite PDIP seperti dikisahkan Sekjen PDIP Hasto Krisyanto? Atau ada rencana lain dengan data kasus yang tidak kunjung selesai tersebut.

Melihat kondisi KPK yang kini mengalami 'kebangkrutan', mungkin kisah skandal BLBI tidak jadi 'diproduksi'. Entah diundur atau dibatalkan. Tapi publik tidak perlu kecewa, karena kisah KPK vs Polri akan terus berlanjut dan lambat laun melupakan keinginan menyaksikan kisah skandal BLBI.

Jika kisah skandal BLBI rencananya 'diproduksi' oleh KPK, lalu siapa yang berada dibalik kisah KPK vs Polri saat ini?

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun