Mohon tunggu...
Sowi Muhammad
Sowi Muhammad Mohon Tunggu... -

Menulis dengan intuisi tanpa teori

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Golkar Tempat Adu Strategi Ical vs Agung

5 Desember 2014   00:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:02 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tidak mengejutkan jika Aburizal Bakrie (Ical) terpilih aklamasi sebagai ketua umum Golkar di Munas Bali. Begitu juga dengan agenda politik Koalisi Merah Putih (KMP) kedepan setelah Ical menguasai Golkar. Seperti yang pernah saya tulis dalam artikel beberapa pekan lalu www.politik.kompasiana.com/2014/11/19/otak-kmp-ical-tidak-terbendung-di-munas-golkar-687315.html

Sekarang yang paling menggelitik menantikan lanjutan perpecahan dan dualisme di Partai Golkar. Kubu Ical vs kubu Agung Laksono cs. Diketahui Agung telah membentuk presidium penyelamat partai dan memecat duet kepemimpinan Ical dan Idrus Marham (sekjen). Agung cs juga mengagendakan Munas 'tandingan' pada Januari 2015.

Adu strategi dan skenario telah dipertontonkan kedua kubu sejak memanasnya bursa calon ketum Golkar sebulan yang lalu. Ical yang diskenariokan terpilih lagi berusaha dijegal oleh caketum lain yakni Agung Laksono, Airlangga Hartarto, MS Hidayat, Zainuddin Amali, Priyo Budi Santoso, Hajriyanto Thohari dan Agus Gumiwang Kartasasmita.

Berikut tahapan strategi atau skenario saling jegal kubu Ical vs Agung Laksono.

Berebut Legitimasi

Perpecahan dalam politik ujung-ujungnya berebut legitiminasi. Kedua kubu sudah memiliki strategi masing-masing. Kubu Ical yang telah 'mengikat' suara DPD se-Indonesia langsung ingin mempercepat Munas. Mengacu pada putusan Munas 2009, Munas IX semestinya digelar tahun 2015. Untuk menutup 'celah' itu, Ical memaksakan Munas pada 30 November melalui rapat pleno DPP pada 25 November lalu.

Kubu Agung langsung menjegal dengan menciptakan kericuhan massa AMPG. Namun, Agung kecolongan. Dengan keputusan sepihak, kubu Ical berhasil 'mengesahkan' Munas IX melalui ketuk palu pleno. Ibarat pertandingan sepakbola, gol tercipta dalam sebuah kemelut di mulut gawang. Kubu Ical memimpin unggul sementara!

Agung langsung bereaksi. Dia menilai 'gol' itu tidak sah karena rapat tidak demokratis bertentangan dengan AD/ART partai Golkar. Alhasil, Agung membentuk Presidium Penyelamat Partai dan memecat Ical serta 'mengambil alih' DPP. 'Perubahan' struktur partai langsung dilaporkan ke Menkumham.

Kejadian ini akan menjadi 'bahan' perebutan legitimasi selanjutnya. Kubu Agung bersikukuh Munas Bali tidak sah karena tidak sesuai putusan Munas 2014. Ical yang menang aklamasi di Bali juga tidak sah, karena sudah dipecat presidium penyelamat partai. Sedangkan Kubu Ical juga bersikukuh pembentukan presidium penyelamat partai tidak sesuai AD/ART.

Jegal Menjegal Munas.

Setelah merasa unggul di pleno DPP yang 'berhasil' memutuskan Munas pada 30 November, kubu Ical langsung menggelar Munas di Bali. Pemilihan Bali bukan tanpa perhitungan. Ini strategi Ical agar tidak 'diserang' kubu Agung. Sebagai tempat wisata, pemerintah akan 'habis-habisan' menjaga keamanan Bali. Strategi ical ini pernah saya tulis di www.politik.kompasiana.com/2014/12/01/strategi-lumpur-lapindo-di-munas-golkar-689606.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun